Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Investasi Kripto Diyakini Masih Tumbuh Meski Penuh Tantangan di 2023

Eko Nordiansyah • 11 Januari 2023 21:51
Jakarta: Investasi aset kripto dinilai masih memiliki peluang untuk tetap tumbuh tahun ini. Meskipun pada 2022 menjadi tahun yang kurang bersahabat bagi investor kripto karena banyaknya guncangan sehingga menyebabkan harga aset kripto menurun hingga lebih dari 70 persen.
 
Beberapa faktor penyebab menurunnya harga aset kripto di antaranya, kasus Terra Luna, Three Arrows Capital (3AC), hingga bangkrutnya bursa kripto FTX. Namun, besaran return instrumen investasi dan pergerakan aset kripto sejalan dengan indeks saham dan lebih baik daripada obligasi AS.
 
"Peristiwa yang terjadi dimulai sejak pertengahan tahun 2022 menjadi pengalaman berharga bagi semua pihak, tidak hanya investor, melainkan kami sebagai bursa untuk terus konsisten dalam memberikan keamanan dan kenyamanan berinvestasi," kata Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 11 Januari 2023.

Terlepas dari volatilitas pasar kripto dan volume perdagangan yang rendah, ia menyebut, adopsi kripto secara institusional meningkat pada 2022. Bahkan survei Institutional Investor baru-baru ini menunjukkan bahwa investor masih percaya kripto akan bertahan terlepas dari volatilitas harganya.
 
"Melihat kejadian di tahun kemarin, ketertarikan investor saat ini akan lebih tertuju pada aset kripto yang dinilai lebih berkualitas tinggi seperti Bitcoin dan Ether dan lebih memperhatikan faktor-faktor fundamental seperti tokenomik, kematangan ekosistem masing-masing project, dan likuiditas pasar," ujar Timo.
 
Sementara di sisi lain, meskipun harga aset kripto mengalami penurunan, nyatanya adopsi terhadap aset kripto justru terus tumbuh dan semakin banyak negara-negara di dunia yang meregulasi aset kripto. Adanya regulasi kripto juga dinilai merupakan hal yang baik untuk investor dan industri. 
 
"Hal ini dapat memberikan potensi yang baik untuk melindungi investor jangka panjang, mencegah aktivitas penipuan dalam ekosistem kripto, dan memberikan panduan yang jelas untuk memungkinkan perusahaan berinovasi. Selain itu, kejelasan regulasi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat luas pada kripto," paparnya.
 
Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) hingga 2022 jumlah investor kripto telah mencapai 16,55 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp296,66 triliun. Selain itu terdapat lebih dari 10 negara yang telah meregulasi investasi aset kripto terkait bursa, pajak, perlindungan konsumen, dan lain sebagainya.
 
"Sektor industri kripto terus tumbuh dan matang, sehingga regulator di seluruh dunia perlu memberikan kejelasan serta panduan dalam menyikapi masifnya peningkatan tersebut. Selain itu, regulasi tersebut juga membantu membangun kepercayaan dan akan mendorong adopsi lebih besar lagi," ungkapnya.
 
Di Indonesia, pihaknya mengapresiasi pemerintah melalui Bappebti, yang kemudian akan dilanjutkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang telah mendukung berkembangnya industri ini. Ia pun menyambut hal tersebut dengan baik untuk memastikan kemajuan industri kripto di Indonesia.
 
Baca juga: Bursa Kripto Diharap Meluncur Tahun Ini

 
Ia mengatakan, kemajuan industri kripto di Indonesia juga ditandai oleh adopsi teknologi blockchain pada berbagai institusi besar yang tertarik dan sudah mulai berinvestasi ke aset kripto dan memanfaatkan teknologi blockchain seperti Central Bank Digital Currency (CBDC) yaitu Proyek Garuda milik Bank Indonesia (BI).
 
Secara global, kepemilikan aset kripto diperkirakan mencapai 320 juta users atau rata-rata 4,2 persen dari populasi masyarakat dunia. Adapun Asia menjadi negara dengan kepemilikan aset kripto terbanyak mencapai 130 juta orang, Afrika 53 juta, dan Amerika Utara dengan 51 juta.
 
Di balik signifikannya jumlah investor aset kripto di seluruh dunia, ia meyakini tahun ini masih akan dipenuhi dengan tantangan. Mulai dari kenaikan suku bunga, inflasi, isu resesi, hingga kondisi geopolitik yang masih belum stabil tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi investor. 
 
"Namun aset kripto dan teknologi blockchain terus membentuk ekosistem yang matang meski secara usia masih terbilang baru akan tetapi ribuan inovasi telah lahir dengan use-case yang mampu mendisrupsi berbagai industri seperti non-fungible tokens (NFT), Decentralized Finance (DeFi), hingga Web 3.0 dan memberikan dampak yang positif bagi penggunanya," tutup Timo.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan