Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Harga Minyak Dunia Akhirnya Melejit setelah Berhari-hari 'Diskon'

Husen Miftahudin • 09 Desember 2023 09:59
Houston: Harga minyak naik lebih dari dua persen pada perdagangan Jumat (Sabtu WIB), setelah data Amerika Serikat (AS) mendukung ekspektasi pertumbuhan permintaan.
 
Meskipun demikian, kedua acuan harga minyak dunia justru turun selama tujuh hari terakhir, ini menjadi penurunan mingguan terpanjang beruntun dalam setengah dekade, karena kekhawatiran kelebihan pasokan.
 
Dikutip dari Investing.com, Sabtu, 9 Desember 2023, minyak mentah berjangka Brent berada pada USD75,84 per barel, naik USD1,79 atau 2,4 persen. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menetap pada USD71,23, naik USD1,89 atau 2,7 persen.

Untuk minggu ini, kedua benchmark tersebut kehilangan 3,8 persen, setelah mencapai titik terendah sejak akhir Juni pada Kamis kemarin, sebuah tanda banyak pedagang percaya pasar kelebihan pasokan.
 
Yang juga memicu penurunan pasar adalah data bea cukai Tiongkok yang menunjukkan impor minyak mentah Tiongkok pada November 2023 turun 9,0 persen dari tahun sebelumnya karena tingkat persediaan yang tinggi, indikator ekonomi yang lemah, dan melambatnya pesanan dari penyulingan independen yang melemahkan permintaan.
 
Namun, kenaikan pada Jumat, yang pertama dalam enam sesi, bisa menjadi tanda bahwa pasar telah menemukan landasan untuk saat ini setelah jatuh selama enam sesi berturut-turut, kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.
 
Baca juga: AS Tambah 199 Ribu Pekerjaan di November 2023
 

Pertumbuhan lapangan kerja di AS


Di sisi lain, data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang lebih kuat dari perkiraan. Ini menjadi tanda-tanda kekuatan pasar tenaga kerja yang seharusnya mendukung permintaan bahan bakar di pasar minyak terbesar.
 
Hal ini menyusul data pemerintah yang menunjukkan permintaan bensin AS minggu lalu tertinggal dari rata-rata musiman 10 tahun sebesar 2,5 persen dan stok bensin naik 5,4 juta barel, lebih dari lima kali lipat perkiraan, yang menyebabkan harga bensin anjlok.
 
Seperti minyak mentah, bensin berjangka RBOB AS pada perdagangan Jumat rebound sekitar tiga persen dari posisi terendah dua tahun terakhir pada Kamis lalu.
 
Sementara itu, Arab Saudi dan Rusia, dua eksportir minyak terbesar dunia, pada Kamis menyerukan semua anggota OPEC+ untuk bergabung dalam perjanjian pengurangan produksi hanya beberapa hari setelah pertemuan klub produsen yang penuh perselisihan.
 
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya pekan lalu menyetujui pengurangan produksi gabungan sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) untuk kuartal pertama tahun depan. Namun pasar khawatir beberapa anggota mungkin tidak mematuhi komitmen mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan