Ilustrasi pergerakan harga minyak dunia. Foto: ICDX.
Ilustrasi pergerakan harga minyak dunia. Foto: ICDX.

Israel Ancam Balas Dendam Serangan Iran, Harga Minyak Dunia Naik Lagi

Husen Miftahudin • 03 Oktober 2024 08:51
Houston: Harga minyak dunia sempat mengalami kenaikan sebanyak tiga persen pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), sebelum memangkas kenaikannya di tengah kekhawatiran gangguan pasokan yang berasal dari konflik Timur Tengah.
 
Harga turun dari level tertingginya pada pertengahan hari dalam sesi perdagangan setelah Rusia mengisyaratkan aliansi minyak OPEC+ akan menindaklanjuti rencana untuk menambah pasokan ke pasar pada Desember. Data Pemerintah AS juga menunjukkan kenaikan tak terduga dalam persediaan minggu lalu.
 
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis, 3 Oktober 2024, minyak mentah West Texas Intermediate naik kurang dari satu persen dan ditutup pada harga USD70,10 per barel. Sementara minyak mentah Brent, harga acuan internasional, juga naik dan ditutup pada harga USD73,90 per barel.
 
Pergerakan harga minyak menyusul lonjakan singkat sebesar lima persen selama sesi sebelumnya setelah Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik sebagai respons terhadap serangan darat Israel di Lebanon selatan yang menargetkan militan yang didukung Iran.
 
"Minyak mentah diperdagangkan naik tajam karena short covering utama oleh dana terus berlanjut menyusul meningkatnya isu geopolitik dengan Israel yang sekarang bersumpah untuk menyerang balik Iran," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, dalam sebuah catatannya.
 
Baca juga: Konflik Timur Tengah Bikin Harga Minyak Dunia Tambah Mahal, Brent Dijual USD75/Barel
 

Israel siap balas dendam serangan Iran

 
Pejabat Israel mengatakan pembalasan dapat mencakup penargetan fasilitas produksi minyak Iran, menurut laporan Axios. Iran memproduksi sekitar tiga juta barel minyak per hari.
 
Investor juga khawatir dengan risiko gangguan yang berasal dari potensi penurunan tambahan dalam aliran minyak Laut Merah. Jalur air antara Afrika dan Jazirah Arab telah menjadi titik panas bagi serangan pemberontak tahun ini sebagai tanggapan terhadap perang Israel-Hamas.
 
Harga minyak mentah berjangka memangkas keuntungan sesi setelah data pemerintah terbaru yang dirilis Rabu menunjukkan persediaan AS secara tak terduga naik minggu lalu.
 
Harga juga bereaksi terhadap komentar dari Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak yang mengisyaratkan aliansi minyak OPEC+ akan terus melanjutkan rencananya untuk mulai meningkatkan produksi mulai Desember.
 
Minggu lalu, pasar berjangka merosot menyusul laporan pemimpin aliansi minyak Arab Saudi bertekad untuk mulai menghentikan pemotongan produksi sukarela akhir tahun ini, bahkan jika hal itu menyebabkan harga minyak mentah yang lebih rendah.
 
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu telah memangkas produksi sejak 2022. Meskipun kelompok tersebut telah berjanji, beberapa anggota telah memproduksi melebihi kuota mereka tahun ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan