Melansir Investing, Rabu, 15 November 2023, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,43 persen menjadi 34.827,704, sementara S&P 500 melesat naik 1,9 persen, dan Nasdaq Composite melonjak 2,4 persen.
Kenaikan Dow sejalan dengan turunnya Treasury yields, karna membuka jalan bagi saham-saham teknologi untuk meraih keuntungan setelah laporan inflasi yang lebih lambat dari perkiraan.
Tingkat inflasi yang lebih lamban dibandingkan bulan sebelumnya mendukung ekspektasi investor bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve telah berakhir.
Adapun, saham-saham teknologi besar menguat, dipimpin oleh Alphabet (NASDAQ: GOOGL) dan Meta Platforms (NASDAQ: META) saat sentimen terhadap sektor-sektor pertumbuhan pasar didukung oleh turunnya Treasury yields.
Sementara itu, peningkatan lebih dari tiga persen saham-saham cip juga mendukung sektor teknologi yang lebih luas di tengah lonjakan saham Globalfoundries Inc (NASDAQ: GFS), Novanta Inc (NASDAQ: NOVT), dan Marvell Technology Inc (NASDAQ: MRVL), dengan saham-saham tersebut menguat karena pernyataan positif dari Wall Street.
Baca juga: Inflasi AS Mulai Jinak, Fed Bakal Pangkas Suku Bunga? |
Inflasi AS mulai jinak
Sementara itu, CPI periode Oktober 2023 melaporkan terjadi pelambatan inflasi ke angka 0,0 persen (mom) dari 0,4 persen (mom) di bulan sebelumnya yang berada di atas ekspektasi para ekonom untuk angka 0,1 persen (mom).
Angka yang lebih lambat dari ekspektasi ini menambah harapan bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga lagi.
"CPI Oktober lemah di sisi jasa, dan angka November seperti ini tidak akan memenuhi standar yang kami tetapkan sebelumnya untuk kenaikan tambahan di bulan Desember," ungkap Morgan Stanley dalam sebuah catatan.
"Kami pikir inflasi yang lemah dan kondisi keuangan yang masih ketat akan membuat the Fed menahan diri," tambahnya.
Traders saat ini memperkirakan the Fed akan mempertahankan suku bunga dan melakukan pemangkasan suku bunga pertama di Mei, menurut Fed Rate Monitor Tool dari Investing.com.
Treasury yields turun tajam saat laporan tersebut, dengan yield 2-tahun turun 21 basis poin menjadi 4,832 persen, sementara yield obligasi 10-tahun turun 18 basis poin menjadi 4,455 persen.
Penguatan ini menyusul rilis data yang menunjukkan inflasi utama di AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada Oktober, dalam dorongan bagi para pejabat Federal Reserve yang ingin mengurangi tekanan harga di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News