Kilang Minyak. Foto : AFP.
Kilang Minyak. Foto : AFP.

Harga Minyak Merosot Tertekan Ancaman Badai Resesi Global

Antara • 11 Oktober 2022 06:45
New York: Harga minyak dunia merosot hampir dua persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menghentikan kenaikan lima sesi berturut-turut. Harga minyak turun karena investor khawatir awan badai ekonomi dapat menandakan resesi global dan mengikis permintaan bahan bakar.
 
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan USD1,73 atau 1,8 persen menjadi USD96,19 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
baca juga: Harga Minyak Tergelincir, Turun dari Level Tertingginya dalam 5 Minggu

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November tergelincir USD1,51 atau 1,6 persen, menjadi USD91,13 per barel di New York Mercantile Exchange. Kedua harga acuan telah meningkat selama minggu sebelumnya sebagian besar karena ekspektasi pengetatan pasokan global. Kekhawatiran tentang permintaan di tengah meningkatnya risiko resesi dan apresiasi tajam dolar AS terus membebani pasar.
 
Pekan lalu, harga minyak menuai keuntungan yang signifikan, didukung oleh pengurangan produksi besar-besaran oleh produsen utama. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk mengurangi produksi sebesar dua juta barel per hari mulai November.

Harga minyak turun di tengah komentar dari pejabat Federal Reserve AS tentang kenaikan suku bunga dan pengaruhnya terhadap perekonomian.
 
Wakil Ketua Fed Lael Brainard mengatakan ekonomi mulai merasakan kebijakan moneter yang lebih ketat, tetapi beban penuh dari kenaikan suku bunga bank sentral tidak akan terlihat selama berbulan-bulan.
 
Komentar Brainard mengikuti pernyataan Presiden Fed Chicago Charles Evans bahwa ada konsensus kuat di The Fed untuk menaikkan target suku bunga kebijakan menjadi sekitar 4,5 persen pada Maret dan mempertahankannya di sana.
 
"Ada lebih banyak malapetaka dan kesuraman dari orang-orang itu dan apa yang akan mereka lakukan terhadap ekonomi, karena mereka tidak begitu yakin mereka memiliki inflasi yang terkendali, dan itulah permainan makro yang membebani minyak," kata Mitra di Again Capital LLC di New York John Kilduff dikutip dari Antara, Selasa, 11 Oktober 2022.
 
Harga minyak juga berjuang di bawah penguatan dolar AS, yang naik untuk sesi keempat berturut-turut. Dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
 
"Keputusan OPEC+ akan berdampak pada pasar pasokan minyak karena pengurangan produksi aktual akan lebih kecil," kata Fitch Ratings, mencatat secara kolektif kelompok tersebut telah memproduksi lebih sedikit dari kuota sebelumnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan