Ilustrasi. Foto: AFP/Adrian Dennis.
Ilustrasi. Foto: AFP/Adrian Dennis.

Harga Minyak Tergelincir, Turun dari Level Tertingginya dalam 5 Minggu

Ade Hapsari Lestarini • 10 Oktober 2022 12:19
Singapura: Harga minyak mentah tergelincir pada perdagangan Senin di pasar Asia, turun dari level tertinggi lima minggu. Penurunan ini karena pasar mengambil keuntungan, menyusul kenaikan kuat pekan lalu di tengah ekspektasi pasokan yang lebih ketat menyusul pemotongan OPEC+ dan menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia.
 
Minyak mentah berjangka brent turun 81 sen atau 0,8 persen menjadi USD97,11 per barel pada pukul 09.31 pagi waktu Singapura. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate berada di posisi USD91,88 per barel, turun 76 sen atau 0,8 persen.
 
Kedua kontrak tersebut menyentuh level tertinggi sejak 30 Agustus di awal sesi tetapi memberikan keuntungan, tergelincir bersama dengan saham di Asia di tengah perdagangan tipis dengan Jepang dan Korea Selatan ditutup untuk hari libur umum.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Profit taking mungkin menjadi alasan utama untuk menekan harga minyak hari ini setelah kenaikan lima hari pekan lalu," kata analis CMC Markets Tina Teng, dilansir Channel News Asia, Senin, 10 Oktober 2022.
 
Baca juga: Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Arab Saudi Sebesar 8,3% di 2022

Brent dan WTI membukukan persentase kenaikan terbesar sejak Maret pekan lalu setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk menurunkan target produksi mereka sebesar dua juta barel per hari.
 
Pemotongan produksi OPEC+, yang datang menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia, akan menekan pasokan di pasar yang sudah ketat. Sanksi Uni Eropa terhadap minyak mentah dan produk minyak Rusia akan berlaku masing-masing pada Desember dan Februari.
 
"Pemotongan jelas bullish. Namun, jelas masih ada banyak ketidakpastian lain di pasar, termasuk bagaimana pasokan minyak Rusia berkembang karena larangan minyak UE dan batas harga G-7, serta prospek permintaan mengingat gambaran makro yang memburuk," kata analis ING dalam sebuah catatan.
 
Analis di bank dan pialang telah menaikkan perkiraan harga minyak mentah mereka dan memperkirakan brent akan naik di atas USD100 per barel dalam beberapa bulan mendatang.
 
"Kemungkinan pelonggaran pembatasan covid-19 di Tiongkok pada kuartal keempat dan 2023, dapat membuat permintaan minyak pulih dan menawarkan kenaikan lebih lanjut pada harga minyak," ungkap Teng.
 
Pada Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk membuat operator baru untuk proyek minyak dan gas Sakhalin-1 yang dipimpin Exxon Mobil Corp di Timur Jauh Rusia. Produksi minyak di proyek Sakhalin-1 turun menjadi hanya 10 ribu barel per hari (bph) pada Juli dari 220 ribu bph sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
 
(AHL)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif