Pemerintah telah meningkatkan subsidi bahan bakar fosil untuk meredam pukulan kenaikan biaya energi pada rumah tangga setelah konflik Ukraina, yang telah mengganggu pasokan gas dan memicu harga.
Tetapi sebuah laporan baru dari IEA menemukan bahwa hal itu juga telah mendorong para pembuat kebijakan dan konsumen mengurangi penggunaan listrik mereka. Kondisi tersebut menyebabkan rekor investasi dalam langkah-langkah efisiensi energi, seperti renovasi gedung, dan infrastruktur untuk transportasi umum dan mobil listrik.
Direktur eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan setelah guncangan minyak di 1970-an pemerintah mendorong perbaikan substansial dalam efisiensi energi, terutama pada mobil, peralatan, dan bangunan.
Baca: Mentan: Impor Beras Bukan Berarti Stok Enggak Aman |
"Di tengah krisis energi saat ini, kita melihat tanda-tanda efisiensi energi kembali diprioritaskan," katanya, dilansir dari The Business Times, Rabu, 7 Desember 2022.
"Efisiensi energi sangat penting untuk menghadapi krisis saat ini, dengan potensinya yang sangat besar untuk membantu mengatasi tantangan keterjangkauan energi, keamanan energi, dan perubahan iklim," tambahnya.
Menurut penelitian IEA, pemerintah, industri, dan rumah tangga menginvestasikan USD560 miliar tahun ini untuk langkah-langkah efisiensi energi. Data awal IEA untuk 2022 juga menunjukkan bahwa ekonomi global menggunakan energi dua persen lebih efisien daripada 2021, hampir dua kali lipat tingkat lima tahun terakhir.
"Peningkatan tahunan perlu ditingkatkan menjadi empat persen untuk memenuhi tujuan dekarbonisasi pada pertengahan abad," pungkas IEA.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News