Seperti diketahui, Jepang secara tak terduga jatuh ke dalam resesi setelah perekonomiannya menyusut selama dua kuartal berturut-turut. Produk Domestik Bruto (PDB) negari Sakura tersebut mengalami kontraksi yang lebih buruk dari perkiraan sebesar 0,4 persen dalam tiga bulan terakhir 2023, dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, dalam situasi ini kondisi ekonomi Jepang juga semakin diperpuruk oleh demografi penduduknya. Semakin besar usia non produktif atau lansia menurutnya memberikan pengaruh kepada konsumsi domestik.
"Di sisi yang lain ini memberikan sebuah peluang karena Jepang pasti akan melihat potensi investasi di luar negerinya yaitu di Indonesia sebagai negara yang masih berkembang prospeknya masih cukup bagus," kata dia kepada Medcom.id, Minggu, 18 Februari 2024.
Baca juga: Imbas Resesi Jepang, Perdagangan Batu Bara hingga Nikel Bakal Terganggu |
Relokasi pabrik Jepang ke Indonesia
Dia memprediksi sebagian industri Jepang kemungkinan akan lebih banyak yang melakukan relokasi pabrik atau menambah capital expenditur di luar negeri. Hal itu harus bisa ditangkap oleh Indonesia, karena akan memberikan efek domino yang besar bagi perekonomian nasional."Industri Jepang mungkin bisa lebih banyak lagi melakukan relokasi pabrik ke Indonesia atau menambah capital expenditure atau belanja model untuk perluasan pabrik termasuk elektronik dan otomotif," ucap dia.
Selain itu, lanjut dia, ada potensi Jepang akan semakin agresif mengakuisisi sektor jasa keuangan baik perbankan asuransi yang ada di Indonesia.
"Untuk mengkompensasi terjadinya penurunan di dalam negeri Jepang jadi ini satu hal yang kita lihat sebuah tren investasi yang positif bagi Indonesia," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News