Ilustrasi minuman matcha. Foto: Paxels
Ilustrasi minuman matcha. Foto: Paxels

Demam Matcha Global, Stok Menipis, Harga Meroket!

Annisa ayu artanti • 26 Juli 2025 15:23
Jakarta: Demam matcha sedang menguasai dunia. Teh hijau khas Jepang ini kini tak hanya jadi menu utama di kedai kopi, tapi juga jadi bintang di media sosial. 
 
Dari latte Starbucks di Inggris sampai donat Krispy Kreme di Singapura, matcha hadir dalam berbagai bentuk dan rasa.
 
Tagar #MatchaTok bahkan sudah ditonton puluhan juta kali. Popularitasnya makin melambung sejak pariwisata Jepang kembali dibuka pascapandemi. 

Harga yen yang rendah juga mendorong wisatawan berburu oleh-oleh khas Jepang, termasuk matcha berkualitas tinggi.

Permintaan melejit, stok menipis

Sayangnya, ledakan permintaan ini tidak diiringi pasokan yang stabil. Banyak importir dan kafe di luar negeri mulai kehabisan stok hanya dalam hitungan hari. 
 
Pemilik Mizuba Tea Co di AS, Lauren Purvis menyebut beberapa pelanggannya meminta satu kilogram matcha per hari.
 
“Beberapa kafe bahkan meminta satu kilogram per hari. Mereka mati-matian berusaha memenuhi permintaan,” ujar Purvis kepada BBC dikutip Sabtu, 26 Juli 2025.
 
Sementara itu, gelombang panas yang melanda Jepang memperparah kondisi panen. Di wilayah Kyoto, sumber utama daun teh tencha, bahan dasar matcha sedang dilanda cuaca ekstrem membuat hasil panen anjlok.
 
Baca juga: Kopi vs Matcha, Mana yang Lebih Pas untuk Tingkatkan Energimu?

Produksi matcha

Matcha bukan sekadar teh biasa. Dibuat dari daun tencha yang ditanam di tempat teduh, proses ini bertujuan menciptakan rasa “umami” khas yang gurih dan lembut. 
 
Setelah dipanen, daun dikeringkan dan digiling dengan batu menjadi bubuk halus. Prosesnya lambat hanya 40 gram per jam.
 
Namun, di tengah ketenaran ini, Jepang justru kekurangan petani muda. Populasi petani yang menua dan minimnya regenerasi membuat produksi makin terbatas.

Matcha kini jadi barang langka

Toko-toko di Uji, Kyoto, sering kehabisan stok hanya beberapa jam setelah buka. Bahkan beberapa gerai memberlakukan batas pembelian hanya satu kaleng per orang.
 
"Jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat. Kami terpaksa batasi pembelian matcha hanya satu kaleng per orang,” ungkap Atsuko Mori dari Camellia Tea Ceremony.
 
Rie Takeda, ahli teh dari Chazen di Tokyo, mengaku stok yang dulu bisa datang dalam hitungan hari, kini harus ditunggu lebih dari seminggu. Harga pun melonjak 30 persen di tempatnya tahun ini.
 
Di tengah popularitas yang melambung, muncul kekhawatiran soal penggunaan matcha berkualitas tinggi untuk resep yang tak menghormati rasa aslinya.
 
“Agak menyedihkan melihat matcha bermutu tinggi digunakan dalam masakan rasa lembutnya seringkali hilang,” kata Mori.
 
Asosiasi teh Jepang global mendorong konsumen menggunakan matcha dari panen selanjutnya (grade lebih rendah) untuk keperluan masak atau latte. 
 
Matcha kualitas tinggi sebaiknya dinikmati langsung, bukan dicampur.
 
Tantangan lain datang dari kebijakan perdagangan. AS resmi menetapkan tarif 15 persen untuk produk Jepang, termasuk matcha. Hal ini dikhawatirkan akan mendorong harga naik lebih tinggi lagi.
 
"Karena teh Jepang tidak ditanam di AS, tidak ada industri lokal yang perlu dilindungi tarif," kata Purvis. "Kami berharap teh spesial dikecualikan,"
 
Meskipun situasi saat ini terlihat suram, beberapa pelaku industri masih optimis. Masahiro Nagata, pendiri Matcha Tokyo, memprediksi hype matcha akan stabil dalam 2–3 tahun ke depan.
 
"Saat ini sedang marak dan permintaan meningkat pesat, tetapi kami pikir hal itu akan sedikit mereda," ujarnya.
 
Demam matcha telah membuka pintu dunia pada budaya Jepang. Tapi di balik itu, ada petani yang kewalahan, proses yang sangat teliti, dan pasokan yang tak bisa instan.
 
Jadi, daripada ikut-ikutan menimbun matcha atau menggunakannya sembarangan, lebih baik kita nikmati matcha dengan cara yang bijak sebagai warisan rasa dan tradisi yang patut dihargai.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan