Kilang Minyak. Foto : AFP.
Kilang Minyak. Foto : AFP.

Harga Minyak Turun Mendekati Posisi Terendah Dua Bulan

Antara • 21 November 2022 09:24
Singapura: Harga minyak melayang di dekat level terendah dua bulan pada Senin, 21 November 2022. Ini karena kekhawatiran pasokan surut, sementara kekhawatiran atas permintaan bahan bakar Tiongkok dan kenaikan suku bunga membebani harga minyak.
 
baca juga: Ekspor Penyulingan Minyak Tiongkok Capai Level Tertinggi

Minyak mentah Brent berjangka untuk Januari telah merosot 28 sen atau 0,3 persen menjadi USD87,34 per barel, setelah menetap di level terendah sejak 27 September.
 
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Desember berada di USD80 per barel, turun delapan sen, menjelang berakhirnya kontrak pada hari Senin. Kontrak Januari yang lebih aktif turun 21 sen menjadi USD79,90 per barel.
 
Kedua tolok ukur ditutup pada Jumat di level terendah sejak 27 September, memperpanjang kerugian untuk minggu kedua, dengan Brent turun sembilan persen dan WTI 10 persen lebih rendah. Harga minyak mentah berjangka Brent bulan depan menyempit tajam minggu lalu. Sementara WTI  mencerminkan berkurangnya kekhawatiran pasokan.

Pasokan minyak mentah yang ketat di Eropa telah mereda karena kilang telah menumpuk stok menjelang embargo Uni Eropa pada minyak mentah Rusia 5 Desember 2022. Hal ini memberikan tekanan pada pasar minyak mentah fisik di seluruh Eropa, Afrika dan Amerika Serikat.
 
Kepala kebijakan energi UE mengatakan UE berharap peraturannya selesai tepat waktu untuk pengenalan rencana G7 untuk membatasi harga minyak mentah Rusia pada 5 Desember 2022.
 
Analis RBC Capital Mike Tran mengatakan kontrak WTI Desember yang lemah berakhir mengindikasikan penjualan pasar daripada pelemahan pasar fisik yang sebenarnya.
 
"Persediaan global yang ketat tidak mendukung surplus tradisional barel," katanya dalam sebuah catatan dikutip dari Channel News Asia, Senin, 21 November 2022.
 
Sementara indikator pasar spot Laut Utara dan Afrika Barat jauh dari kuat, mereka juga tidak menunjukkan tanda-tanda tekanan pasokan.
 
Pasar diesel tetap ketat, dengan Eropa dan Amerika Serikat bersaing untuk mendapatkan minyak barel. Sementara Tiongkok hampir menggandakan ekspor dieselnya pada Oktober dari tahun sebelumnya menjadi 1,06 juta ton, volumenya jauh di bawah 1,73 juta ton pada September 2022.
 
Permintaan di importir minyak mentah utama dunia tetap terhambat oleh pembatasan covid-19 sementara ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut di tempat lain telah meningkatkan greenback, membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi investor.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan