baca juga: Harga Emas Melemah Usai Sentuh Level Tertinggi |
Emas dunia betah berada pada posisi USD2.402 per ons atau naik 0,24 persen pada pembukaan perdagangan hari ini. Emas dunia sudah naik 22,77 persen dalam setahun. Emas dunia masih mendekati level tertingginya dalam setahun di USD2.483 per ons.
Berdasarkan analisis dari Analis Dupoint Indonesia Andrew Fischer tren negatif emas masih berlanjut minggu Ini. Di tengah ketidakpastian Pemilu AS Harga emas minggu ini diprediksi cenderung mengalami penurunan,
Dia menyampaikan tanda-tanda penurunan ini perlu dicermati dengan seksama, terutama karena masih menunggu hasil pemilu AS yang berpotensi mempengaruhi pasar emas dalam jangka waktu yang belum bisa ditentukan.
Dalam analisis teknikalnya, Fischer menunjukkan tanda-tanda penurunan harga emas masih cukup kuat. Tren harga yang cenderung menurun ini didukung oleh analisis candlestick dan trendline, yang menunjukkan belum adanya tanda-tanda perubahan yang signifikan dalam waktu dekat.
"Kedua metode analisis ini memberikan gambaran teknis bahwa tren penurunan masih dominan, dan investor harus memperhatikan perkembangan ini dengan seksama," jelas dia dikutip dari keteranganya, Selasa, 23 Juli 2024.
Pada akhir pekan lalu, harga emas mengalami penurunan lebih dari 2 persen. Penurunan ini terjadi seiring dengan penguatan dolar dan aksi ambil untung oleh para investor setelah harga emas mencapai puncak tertinggi sepanjang masa pada awal pekan ini. Peningkatan ekspektasi penurunan suku bunga AS pada bulan September juga turut mempengaruhi harga emas.
Harga emas saat ini mendekati rekor tertingginya, yang telah naik 50 persen dari posisi terendah pada tahun 2022 dan 25 persen sejak pertengahan Februari. Lonjakan harga emas ini terutama didorong oleh pasar fisik, dengan pembelian oleh bank sentral meningkat dua kali lipat pada 2023 dibandingkan dengan tren sebelumnya. Selain itu, permintaan emas dari ritel juga meningkat, terutama di Tiongkok.
Selain itu, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas mengalami arus masuk yang berkelanjutan sejak akhir Mei, terutama dari Eropa setelah penurunan suku bunga pada bulan Juni. Para ahli strategi percaya bahwa ETF AS kemungkinan akan mengikuti tren ini, mendukung harga emas lebih lanjut.
Kemungkinan penurunan suku bunga
Para ahli strategi berpendapat arus keuangan akan menjadi pendorong kenaikan harga emas berikutnya. Mereka mencatat pergeseran ini mulai terlihat dan memprediksi harga emas bisa mencapai USD2.650 per ons pada kuartal keempat 2024. Namun, volatilitas diperkirakan akan terus berlanjut karena data baru dari AS memengaruhi prediksi tentang waktu penurunan suku bunga.Fischer menjelaskan, tren harga emas minggu ini diperkirakan masih akan menunjukkan penurunan, dengan berbagai faktor eksternal seperti hasil pemilu AS dan kebijakan suku bunga yang mempengaruhi pergerakan harga.
"Meskipun demikian, prediksi jangka panjang menunjukkan potensi kenaikan harga emas yang signifikan, didukung oleh permintaan fisik yang kuat dan arus masuk ke ETF emas," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News