| baca juga: Ekonom Ramal The Fed Dekati Puncak Kenaikan Suku Bunga Acuan |
Analis Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan pasar saham global juga mengalami tren bullish. Tren positif pasar saham didorong oleh data inflasi AS Juni, yang lebih rendah dari ekspektasi sebesar tiga persen YoY (vs konsensus 3,1 persen YoY, dan 4 persen YoY di Mei).
"Meskipun inflasi Juni lebih rendah, kami perkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga kebijakannya pada pertemuan 25-26 Juli minggu depan," ujar Rully dalam risetnya dikutip Jumat, 21 Juli 2023.
Pasar juga akan mengamati dengan cermat sinyal dari The Fed, dan memperkirakan The Fed akan tetap membuka ruang untuk kenaikan lagi di September. Serta akan menjadi kenaikan terakhir pada siklus pengetatan moneter kali ini.
"Kejelasan terminal rate The Fed akan tetap menjadi faktor krusial bagi BI dalam menentukan arah kebijakan moneter ke depan, karena akan berdampak pada Rupiah dan arus modal asing," tegas dia.
Dibandingkan dengan mata uang lainnya, kinerja rupiah relatif kurang baik bulan ini. Mengingat potensi risiko ke depan BI perlu mempertahankan fokus pada stabilitas sepanjang tahun ini. Meskipun neraca luar negeri Indonesia diperkirakan akan surplus kuat, pelaku pasar lebih dipengaruhi oleh sentimen daripada fundamental.
"Penyempitan selisih suku bunga kebijakan antara BI dan The Fed dapat menimbulkan risiko volatilitas, terutama jika The Fed menaikkan FFR menjadi 5,75 persen di September," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id