Melansir Antara, Rabu, 30 November 2022, harga minyak mentah berjangka Brent merosot 16 sen atau 0,2 persen, menjadi USD83,03 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 96 sen atau 1,2 persen menjadi USD78,2 per barel.
Pejabat kesehatan Tiongkok mengatakan negara itu berencana untuk mempercepat vaksinasi covid-19 untuk orang lanjut usia, yang bertujuan mengatasi hambatan utama dalam upaya melonggarkan pembatasan zero covid yang tidak populer.
"Prospek kembali normal, dalam ekonomi yang merupakan importir minyak terbesar dunia, sudah cukup untuk membuat harga minyak melonjak dalam rebound harga signifikan pertama dalam dua minggu terakhir," kata Analis ActivTrades, Ricardo Evangelista.
Baca juga: Harga Emas Dunia Berkilau |
Analis Tiongkok mengatakan, aksi protes masyarakat di kota-kota besar Tiongkok selama beberapa hari belakang menargetkan kebijakan zero covid Presiden Xi Jinping dan merupakan pembangkangan publik terkuat selama karir politiknya.
Sementara itu, pelemahan dolar AS, yang cenderung diperdagangkan terbalik dengan minyak, juga membantu mendongkrak harga minyak mentah. Indeks dolar telah jatuh ke 106,65 dari tertinggi 20 tahun, karena investor memperkirakan Federal Reserve mencapai suku bunga puncak awal tahun depan dengan tekanan inflasi diperkirakan akan mereda.
"(Rebound) yang kuat dilanjutkan oleh melemahnya dolar AS dan kebutuhan untuk mengurangi hilangnya ketersediaan minyak mentah Rusia melalui dimulainya sanksi yang dijadwalkan minggu depan," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.
Namun, harga minyak terhambat oleh kekhawatiran bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang tidak akan menyesuaikan rencana produksi mereka pada pertemuan berikutnya pada 4 Desember.
Lima sumber OPEC+ mengatakan, OPEC+ kemungkinan akan mempertahankan kebijakan produksi minyak. Sedangkan dua sumber mengatakan pengurangan produksi tambahan juga kemungkinan akan dipertimbangkan namun tidak ada yang berpikir pemotongan lain sangat mungkin terjadi.
Seperti diketahui, OPEC+ mulai menurunkan target produksinya sebesar dua juta barel per hari (bph) pada November, yang bertujuan untuk menopang harga minyak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id