Mata uang Dolar AS. Foto : dok MI.
Mata uang Dolar AS. Foto : dok MI.

Dolar AS Perkasa di Tengah Kenaikan Suku Bunga The Fed

Antara • 19 November 2022 09:47
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) dan tetap di jalur untuk kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari sebulan, karena investor mengamati kenaikan imbal hasil obligasi dan terus bertaruh pada jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) AS.
 
Mata uang AS menguat saat sesi berlangsung dan naik terhadap euro dan yen tetapi turun sedikit terhadap poundsterling, yang mendapatkan kembali beberapa penurunannya setelah sesi yang bergejolak pada Kamis, 17 November 2022, menyusul anggaran terbaru Inggris.
 
Di AS, investor telah bereaksi terhadap komentar pembuat kebijakan hawkish dengan Presiden The Fed St Louis James Bullard mengatakan bahwa sekalipun di bawah analisis kebijakan moneter yang 'murah hati', The Fed perlu terus menaikkan suku bunga karena pengetatannya sejauh ini hanya berdampak terbatas terhadap inflasi yang diamati.

Euro turun 0,34 persen terhadap dolar AS pada 1,0329 per USD setelah naik sebanyak 0,29 persen. Poundsterling memangkas kenaikan terhadap greenback dan bertahan naik 0,22 persen setelah menguat 0,70 persen sebelumnya.
 
Euro dan poundsterling telah mencapai tertinggi multi-bulan terhadap dolar awal pekan ini setelah data inflasi menunjukkan berkurangnya tekanan harga-harga AS.
 
Analis Senior FXStreet, Joseph Trevisani, menunjuk pada pernyataan hawkish dari pejabat The Fed seperti Bullard yang membantu menggagalkan spekulasi bahwa The Fed mendekati jeda dalam kampanyenya melawan inflasi, dan mengatur panggung untuk kenaikan dolar bersama dengan imbal hasil obligasi Pemerintah AS.
 
"Pemulihan imbal hasil obligasi pemerintah AS selama dua hari memberikan dolar sedikit perbaikan setelah inflasi tajam minggu lalu mendorong aksi jual," kata Trevisani dikutip Antara, Sabtu, 19 November 2022.
 
Beberapa analis juga menyatakan investor mungkin memposisikan diri untuk akhir tahun setelah penguatan dolar untuk tahun ini hingga saat ini. Ahli strategi makro Societe Generale Kit Juckes menulis bahwa kemungkinan proses pengurangan posisi menjelang akhir tahun telah dimulai dengan sungguh-sungguh.
 
"Tahun 2022 adalah badai yang hampir sempurna yang mendukung dolar, yang naik karena pertumbuhan yang lebih kuat, suku bunga yang lebih tinggi, persyaratan perdagangan, dan kekhawatiran geopolitik. Kondisi likuiditas memburuk, dan pemangkasan kembali posisi," katanya.
 
Baca juga: Dolar AS Mengamuk, Kurs Rupiah Pagi Tak Berdaya

 
Dalam politik internasional, ledakan di Polandia telah menciptakan gejolak pasar di awal pekan ini, tetapi Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan bahwa serangan rudal Rusia telah melumpuhkan hampir setengah dari sistem energi Ukraina saat pertempuran sengit berkecamuk di wilayah timur dan selatan.
 
Seorang diplomat top mengatakan, Rusia terbuka untuk pembicaraan tingkat tinggi dengan Amerika Serikat, tetapi Kremlin menolak gagasan pertemuan puncak antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden sebagai 'tidak mungkin' untuk saat ini.
 
Terhadap yen, dolar naik 0,8 persen pada 140,32 yen. Namun, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,19 persen pada 106,90 setelah jatuh 0,33 persen hari sebelumnya.
 
Indeks naik sekitar 0,58 persen minggu ini, dalam kenaikan terbesar sejak awal Oktober dan mewakili sebagian pemulihan kerugian 4,0 persen minggu lalu ketika data inflasi AS memicu penurunan mingguan tertajam indeks sejak Maret 2020.
 
Imbal hasil obligasi pemerintah naik untuk hari kedua berturut-turut dengan imbal hasil 10 tahun terakhir di 3,825 persen setelah naik menjadi 3,827 persen.
 
Awal pekan ini, data penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan juga mematahkan spekulasi tentang pelonggaran kenaikan suku bunga. Dolar Australia turun 0,21 persen pada 0,6672 dolar AS, di bawah level tertinggi dua bulan yang dicapai awal pekan ini.
 
Dolar Selandia Baru naik 0,28 persen dan menuju kenaikan mingguan kelima berturut-turut, menjelang pertemuan bank sentral minggu depan, di mana suku bunga bisa naik sebanyak 75 basis poin.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan