Mengutip Antara, Jumat, 18 November 2022, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp15.678 per USD dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.663 per USD.
Di sisi lain, dolar AS naik tipis pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Imbal hasil obligasi Pemerintah AS meningkat dan investor memerhatikan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve, sementara poundsterling Inggris jatuh karena investor tidak terkesan dengan anggaran terbaru pemerintah Inggris.
Greenback rebound sedikit setelah jatuh dalam beberapa pekan terakhir karena data inflasi dan pernyataan pembuat kebijakan Fed telah memicu taruhan bahwa bank sentral AS dapat segera memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Baca: Indonesia Bawa Oleh-Oleh Rp125 Triliun Komitmen Investasi dari G20 |
Presiden Fed St Louis James Bullard menunjukkan sebuah grafik yang menunjukkan sekalipun asumsi yang dovish akan membutuhkan suku bunga kebijakan bank sentral naik setidaknya sekitar 5,0 persen, sementara asumsi yang lebih ketat menunjukkan itu akan berada di atas 7,0 persen.
Suku bunga dana federal saat ini berada di kisaran 3,75-4,00 persen setelah serentetan kenaikan agresif. Analis pasar senior di FOREX.com dan City Index di New York Joe Perry juga menunjuk pada fokus Ketua Fed Jerome Powell pada suku bunga terminal daripada laju kenaikan.
Sementara itu, dia memperkirakan dolar turun lebih rendah dalam jangka panjang, Perry melihat kesempatan untuk memantul ke 109,25 atau lebih pada indeks dolar, dan kemudian bergulir dan berlanjut lebih rendah. "Sebaliknya di euro, kita bisa melihatnya mundur ke 1,01 dolar dan kemudian memantul lebih tinggi juga," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News