baca juga: Minyak Dunia Hadapi Risiko Geopolitik Global |
Dikutip dari Investing, Selasa, 9 Juli 2024, minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) berjangka untuk Agustus 2024 berada pada level USD82,34 per barel atau naik 0,01 persen. Kemudian minyak dunia Brent berjangka untuk September 2024 naik 0,09 persen ke level USD85,76 per barel.
Dalam analisis yang dilakukan oleh Andrew Fischer dari Deu Calion Futures (DCFX) potensi untuk kenaikan lebih lanjut masih tetap ada, terutama untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI).
Salah satu faktor yang mempengaruhi prediksi ini adalah berakhirnya perjanjian Petrodollar 50 tahun antara Arab Saudi dan Amerika Serikat pada Juni 2024. Arab Saudi telah memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian tersebut, yang diperkirakan akan mengurangi minat terhadap minyak WTI.
"Hal ini dikarenakan harga minyak WTI yang cenderung lebih mahal dibandingkan dengan minyak lainnya. Meskipun demikian, pola pergerakan harga minyak saat ini menunjukkan tren kenaikan yang kuat, yang didukung oleh analisis trendline dan candlestick," jelas dia, Selasa, 9 Juli 2024.
Dalam perkembangan terbaru di pasar minyak, harga minyak relatif stabil selama jam perdagangan di Asia pada hari ini. Namun, minyak mentah Brent mencatat penurunan tipis sebesar 2 sen, menetap di USD87,41 per barel pada pukul 0143 GMT, setelah mengalami kenaikan sebesar 7 persen selama sebulan terakhir. Sementara itu, minyak mentah WTI AS mengalami kenaikan marjinal sebesar 9 sen, mencapai USD83,97 per barel.
Pendukung kenaikan harga minyak dunia
Kenaikan harga minyak yang stabil didorong oleh antisipasi permintaan bahan bakar yang kuat selama musim panas, terutama di Amerika Serikat, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia. Data mobilitas yang positif dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menjadi faktor pendukung sentimen pasar minggu ini.Selain itu, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan penurunan signifikan pada persediaan minyak, dengan penarikan sebesar 12,2 juta barel minggu lalu, jauh melebihi proyeksi analis yang hanya memperkirakan penarikan sebesar 700 ribu barel.
Data ekonomi AS juga turut memengaruhi pasar minyak. Peningkatan aplikasi pertama kali untuk tunjangan pengangguran dan kenaikan jumlah pengangguran minggu lalu dipandang sebagai indikasi potensial untuk penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat memberikan dukungan tambahan bagi pasar minyak.
Secara keseluruhan, prediksi Fischer menunjukkan bahwa harga minyak WTI cenderung naik meskipun kenaikannya tidak signifikan.
"Berakhirnya perjanjian Petrodollar, permintaan bahan bakar yang kuat selama musim panas, penurunan persediaan minyak, serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah merupakan faktor-faktor utama yang mendukung proyeksi kenaikan harga minyak minggu ini," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News