Dikutip dari Yahoo Finance, Jumat, 1 November 2024, harga minyak mentah WTI berjangka melonjak USD2,15 atau 3,13 persen menjadi USD70,76 dan harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari 2025 melonjak USD2,10 atau 2,91 persen menjadi USD74,26.
Harga minyak mentah Brent ditutup naik 61 sen, atau 0,84 persen, menjadi USD73,16 per barel. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember berakhir pada Kamis. Kontrak Januari yang paling aktif diperdagangkan ditutup pada USD72,81. Harga minyak mentah WTI ditutup naik 65 sen, atau 0,95 persen, pada USD69,26.
Intelijen Israel menunjukkan Iran sedang bersiap untuk menyerang Israel dari wilayah Irak dalam beberapa hari mendatang, mungkin sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November, Axios melaporkan pada Kamis, mengutip dua sumber Israel yang tidak disebutkan namanya.
Serangan itu diperkirakan akan dilakukan dari Irak dengan menggunakan sejumlah besar pesawat nirawak dan rudal balistik, demikian laporan Axios. Laporan itu mengatakan serangan melalui milisi pro-Iran di Irak dapat menjadi upaya Teheran untuk menghindari serangan Israel lainnya terhadap target-target strategis di Iran.
"Hal ini kembali memunculkan kemungkinan Israel akan mencoba lagi menyerang Iran," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, yang memperingatkan infrastruktur Iran mungkin tidak luput dari serangan.
Iran adalah anggota OPEC dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau tiga persen dari produksi global.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Mulai Pulih, Brent Naik 0,5% |
OPEC+ tunda rencana peningkatan produksi
Minggu ini diawali dengan aksi jual besar-besaran, harga minyak mentah Brent dan WTI anjlok lebih dari enam persen pada perdagangan Senin setelah Israel menunjukkan sedikit pengekangan dalam serangan balasannya terhadap Iran selama akhir pekan.
Kemungkinan OPEC+ akan menunda rencana peningkatan produksi minyak juga mendukung harga pada hari Kamis. Reuters melaporkan keputusan dapat diambil paling cepat minggu depan. OPEC+ dijadwalkan bertemu pada 1 Desember untuk memutuskan langkah kebijakan selanjutnya.
Di Tiongkok, importir minyak terbesar dunia, aktivitas manufaktur meningkat pada Oktober untuk pertama kalinya dalam enam bulan, yang menunjukkan langkah-langkah stimulus mulai memberikan dampak.
"Beberapa peristiwa internasional telah terjadi pada pergantian bulan yang dapat menyebabkan pasar minyak mengalami perjalanan yang tidak menentu pada awal November," kata Sahdev dari Rystad Energy, mengutip pemilihan umum AS, prospek permintaan Tiongkok yang terus melemah, ketidakpastian OPEC+, dan perang di Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News