Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump memenangi Pemilihan Presiden AS 2024. AFP PHOTO/Jim Watson
Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump memenangi Pemilihan Presiden AS 2024. AFP PHOTO/Jim Watson

Kemenangan Trump di Pemilu AS 2024, Pekerja Migran dan Ekonomi Indonesia Dinilai Bisa Terancam

M Rodhi Aulia • 08 November 2024 11:47
Jakarta: Kemenangan Donald Trump atas Kamala Harris dalam pemilu Amerika Serikat (AS) 2024 kembali memunculkan kekhawatiran di kalangan pekerja migran Indonesia dan pelaku industri dalam negeri. 
 
Trump, yang pernah menjabat sebagai Presiden AS pada periode 2017-2021, dikenal dengan kebijakan proteksionisme dan pendekatan imigrasi yang ketat. Kedua kebijakan ini berpotensi berdampak langsung terhadap ekonomi Indonesia dan keberlangsungan para pekerja migran di AS.
 
Menurut Direktur Eksekutif Migrant Watch Aznil Tan, kebijakan proteksionisme Trump di masa lalu telah memberikan pukulan bagi sektor industri Indonesia. Produk Indonesia kerap kalah bersaing di pasar AS akibat tingginya tarif impor. 

“Kebijakan proteksionisme Trump sebelumnya mengakibatkan volume ekspor Indonesia ke AS menurun. Dengan terpilihnya kembali Trump, ancaman ini bisa berulang, yang pada akhirnya dapat memicu gelombang PHK di sektor industri,” ujar Aznil yang juga Pengamat Ketenagakerjaan, Jumat 8 November 2024.
 
Baca juga: Akui Kemenangan Trump, Obama Dorong Transisi Kekuasaan yang Damai
 
Trump, yang memperketat kebijakan imigrasi selama masa kepemimpinannya, juga dinilai bisa membawa pengaruh negatif bagi para pekerja migran Indonesia. Meski AS tengah mengalami kekurangan sekitar 2 juta tenaga kerja di berbagai sektor, Aznil memprediksi kebijakan imigrasi Trump akan mempersulit akses bagi pekerja migran asal Indonesia. 
 
Berdasarkan data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), ada sekitar 10.000 pekerja migran Indonesia di AS, yang mayoritas bekerja di sektor perhotelan, restoran, kesehatan, pertanian, dan teknologi informasi. Meski jumlah ini tidak sebesar di negara-negara tujuan utama lain seperti Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, atau Arab Saudi, para pekerja migran Indonesia di AS mendapatkan upah yang layak serta pengalaman hidup yang berharga di negara maju.
 
“Kebijakan imigrasi yang ketat kemungkinan akan membatasi pekerja migran Indonesia mengakses peluang kerja di AS, meski ada kebutuhan besar di sektor berketerampilan rendah hingga menengah,” lanjut Aznil.
 
Selain itu, Aznil menekankan perlunya Indonesia untuk segera melakukan reorientasi terhadap pasar komoditi dan tenaga kerja sebagai respons atas perubahan kebijakan AS ini. “Indonesia harus segera melakukan reorientasi pasar kerja dan pasar komoditi sebagai respons atas kemenangan Trump,” pungkasnya.
 
Kemenangan Trump ini banyak dinilai memberikan sinyal bahwa AS mungkin akan lebih tertutup terhadap produk dan tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia. Dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu, kalangan industri dan pemerintah di Indonesia diharapkan segera bersiap menghadapi potensi tantangan baru di era kepemimpinan Trump yang kedua ini.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan