| baca juga: Freight Forwarding Tidak akan Pernah Sama Lagi |
WeWork mengatakan dalam pengajuannya kepada Securities and Exchange Commission (SEC), ada keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Segudang masalah muncul dari kerugian finansial, kebutuhan uang tunai, dan penurunan keanggotaan.
"Nasib perusahaan yang berbasis di New York tergantung pada keberhasilan pelaksanaan rencana manajemen untuk meningkatkan likuiditas dan profitabilitas perusahaan," katanya, dilansir Channel News Asia, Rabu, 8 Agustus 2023.
Adapun rencana WeWork pada tahun depan mulai dari melakukan restrukturisasi, bernegosiasi persyaratan sewa yang lebih menguntungkan, meningkatkan keanggotaan dan bahkan mungkin menerbitkan utang atau menjual aset.
"WeWork telah merugi miliaran dolar selama enam bulan pertama tahun ini, dengan kondisi ekonomi makro yang melemahkan permintaan ruang kantor bersama," kata perusahaan kepada regulator.
Harga saham WeWork berada di bawah satu dolar selama berbulan-bulan dan turun menjadi 16 sen dalam perdagangan setelah pasar pada Selasa waktu setempat.
Perusahaan telah berada dalam masalah sejak kepergian paksa Adam Neumann pada akhir 2019 menyusul kegagalan IPO WeWork, dengan valuasi perusahaan turun dari USD47 miliar menjadi kurang dari USD10 miliar.
WeWork telah menjadi bintang terkenal dalam ekonomi berbagi yang menempatkan jejak raksasa di real estat komersial kota-kota besar di seluruh dunia.
Keruntuhannya menyebabkan kepergian Neumann dan merugikan pemegang saham utama, miliarder Jepang Masayoshi Son, sebesar miliaran dolar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id