Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Dapat Angin Segar dari Penguatan Ekonomi AS, Dolar Cetak Rekor Tertinggi!

Husen Miftahudin • 22 Juni 2024 11:22
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mencapai level tertinggi sejak awal Mei 2024, berkat indeks aktivitas bisnis AS yang mengalami kenaikan tipis dari level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
 
Melansir Yahoo Finance, Sabtu, 22 Juni 2024, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,17 persen menjadi 105,81, dengan euro turun 0,09 persen pada USD1,069.
 
S&P Global mengatakan Indeks Output PMI Komposit AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, naik tipis menjadi 54,6 bulan ini, tertinggi sejak April 2022 dari angka 54,5 di Mei. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi.

Namun, meskipun peningkatan lapangan kerja membantu meningkatkan angka tersebut, tekanan harga mereda, sehingga menambah data terbaru yang meningkatkan optimisme inflasi mungkin akan mereda.
 
Data ekonomi lainnya di pasar perumahan menunjukkan penjualan rumah yang ada di AS turun untuk bulan ketiga berturut-turut di Mei karena harga rumah yang mencapai rekor tertinggi dan kenaikan suku bunga hipotek membuat calon pembeli tidak melakukan pembelian.
 
Adapun, imbal hasil (yield) Treasury AS sempat naik tipis setelah data tersebut dirilis, namun sebagian besar tidak banyak berubah pada sesi tersebut, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan, naik 0,1 basis poin menjadi 4,255 persen. Imbal hasil obligasi 10 tahun ditetapkan untuk kenaikan mingguan pertama setelah dua kali penurunan berturut-turut.
 
Baca juga: Minggu Ini Ditutup Melemah ke Rp16.450/USD, Bagaimana Nasib Rupiah Pekan Depan?
 

Dolar AS menguat terhadap mata uang utama dunia


Di sisi lain, nilai tukar poundsterling terhadap dolar AS sedikit melemah 0,05 persen menjadi USD1,2649. Sementara terhadap yen Jepang, dolar AS menguat 0,43 persen menjadi 159,59.
 
Tingkat tersebut belum pernah terlihat sejak akhir April ketika Pemerintah Jepang melakukan intervensi untuk menghentikan penurunan tajam mata uang tersebut.
 
Data Jepang sebelumnya pada Jumat menunjukkan inflasi yang didorong oleh permintaan negara tersebut melambat pada Mei, mengaburkan gambaran kenaikan suku bunga Bank of Japan.
 
Deputi Gubernur Bank of Japan Shinichi Uchida mengatakan bank sentral bersedia menaikkan suku bunga jika perekonomian dan harga bergerak sesuai dengan perkiraannya, namun tanda-tanda pelemahan masih tetap ada.
 
Dalam komoditas, penguatan dolar membantu menurunkan harga minyak, dengan minyak mentah AS turun 0,69 persen menjadi USD80,73 per barel dan Brent turun 0,55 persen menjadi USD85,24 per barel. Namun, kedua benchmark minyak mentah tersebut berakhir naik sekitar tiga persen pada minggu ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan