Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah

Antara • 07 Desember 2022 06:28
New York: Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan yang hiruk pikuk Selasa (Rabu pagi WIB), ke tingkat penyelesaian terendah tahun ini, dengan Brent berakhir di bawah USD80 per barel untuk kedua kalinya pada 2022, karena investor meninggalkan pasar yang bergejolak di tengah ekonomi yang tidak menentu.
 
Melansir Antara, Rabu, 7 Desember 2022, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari anjlok USD3,33 atau 4,0 persen, menjadi LUSD79,35 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) terpangkas USD2,68 atau 3,5 persen, menjadi USD74,25 per barel, penyelesaian terendah tahun ini.
 
Harga minyak telah turun lebih dari satu persen selama tiga sesi berturut-turut, menyerahkan sebagian besar keuntungan mereka untuk tahun ini. Serangkaian berita bearish membuat investor ketakutan meskipun perang sedang berlangsung di Ukraina dan salah satu krisis energi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
 
"Sudah cukup tiga hari - dengan OPEC+ memutuskan untuk tidak memangkas produksi lebih lanjut pada Minggu, 4 Desember 2022, dimulainya batas harga dan sanksi Rusia kemarin, dan penurunan di pasar ekuitas hari ini, mendorong spekulan minyak keluar di tengah pelarian dari aset-aset berisiko," kata Analis Minyak Utama di Kpler Matt Smith.
 
Baca juga: Harga Emas Terdongkrak Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS yang Melemah
 
Aktivitas sektor jasa di Tiongkok mencapai titik terendah dalam enam bulan, dan ekonomi Eropa melambat karena tingginya biaya energi dan kenaikan suku bunga. Di sisi lain, indeks-indeks acuan Wall Street juga jatuh pada di tengah ketidakpastian seputar arah kenaikan suku bunga Federal Reserve dan pembicaraan lebih lanjut tentang resesi.
 
Kemerosotan harga pada Selasa, 6 Desember 2022 adalah penurunan harian terbesar dalam harga Brent sejak akhir September, yang telah diperdagangkan dalam kisaran USD62 tahun ini sebagai ayunan terluas mereka dalam satu tahun sejak krisis keuangan 2008.
 
Pasar minyak juga sebagian besar mengabaikan ancaman terhadap pasokan, seperti yang berasal dari batas harga G7 sebesar USD60 pada ekspor minyak mentah lintas laut Rusia, yang kemungkinan akan membuat negara tersebut memangkas produksi minyaknya.
 
Rusia mengatakan tidak akan menjual minyak kepada siapa pun yang menandatangani batas harga. Produksi kondensat minyak dan gas Rusia Januari-November naik 2,2 persen dari setahun lalu, menurut Wakil Perdana Menteri Alexander Novak, yang memperkirakan sedikit penurunan produksi menyusul sanksi terbaru.
 
Di samping itu, di Tiongkok, lebih banyak kota melonggarkan pembatasan terkait covid-19, mendorong ekspektasi peningkatan permintaan di importir minyak utama dunia itu, meskipun itu belum cukup untuk menghentikan penurunan harga minyak berjangka.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
(ANN)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif