Ilustrasi investasi properti. Foto: Shutterstock
Ilustrasi investasi properti. Foto: Shutterstock

Investasi Properti Komersial Asia Pasifik Naik 15%, Tembus USD31,2 Miliar di Kuartal II-2025

Annisa ayu artanti • 03 Oktober 2025 14:00
Jakarta: Pasar properti komersial Asia Pasifik menunjukkan daya tahan luar biasa. Data JLL (NYSE: JLL) mencatat, investasi real estate komersial (CRE) di kawasan ini naik 15 persen year-on-year (YoY) pada kuartal dua 2025, menyentuh angka USD31,2 miliar.
 
Secara kumulatif, total investasi sepanjang paruh pertama tahun 2025 mencapai USD67,6 miliar, atau tumbuh 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 
Lonjakan ini terjadi di tengah sentimen pasar yang masih berhati-hati akibat ketidakpastian ekonomi global.

Korea Selatan jadi bintang baru

Korea Selatan mencatat kinerja paling mencolok. Pada kuartal dua 2025, investasi di Negeri Ginseng melonjak 72 persen YoY menjadi USD6 miliar. Sepanjang semester pertama, total investasi menembus USD12,8 miliar, tumbuh 64 persen dibandingkan tahun lalu.
 
Lonjakan ini ditopang sektor perkantoran yang menyumbang 77 persen dari total transaksi. Banyak pemilik aset melepas properti sebelum potensi kelebihan pasokan di kawasan pusat bisnis muncul. 

Selain itu, sektor hotel juga ikut bergairah, dengan sejumlah pemilik melepas aset di harga premium.
 
Baca juga: Cara Mudah Balik Nama Sertifikat Rumah Tanpa Notaris

Jepang tetap jadi magnet investor

Jepang mempertahankan posisinya sebagai pasar terkuat di Asia Pasifik. Pada kuartal dua, nilai investasi mencapai USD7,6 miliar, naik 31 persen YoY. Total semester pertama menembus USD21,3 miliar, tumbuh 23 persen dibanding semester I-2024.
 
Perkantoran mendominasi pasar, ditopang oleh investor domestik. Sektor hunian pun mencatat level tertinggi sejak kuartal satu 2022, dengan minat kuat dari J-REITs dan investor global seperti Warburg Pincus, Aberdeen, dan CapitaLand.

Perkantoran masih unggul

Pada kuartal dua 2025, sektor perkantoran mencatat transaksi sebesar USD13,3 miliar, naik 24 persen YoY. Korea Selatan memimpin dengan volume tertinggi sejak kuartal II-2021, sementara Jepang tetap aktif dengan dukungan investor domestik.
 
Sektor industri & logistik juga mencatat pertumbuhan 12 persen YoY ke USD6,3 miliar, sedangkan sektor ritel naik 4 persen YoY ke USD5 miliar.
 
Sementara itu, investasi sektor hunian melonjak 92 persen YoY pada kuartal dua, dengan nilai USD3,6 miliar. Jepang menyumbang lebih dari separuh total volume transaksi.
 
Investor private wealth juga semakin aktif, dengan nilai investasi naik 32 persen YoY ke USD4,7 miliar. Perkantoran tetap menjadi pilihan utama, menyumbang 45 persen dari seluruh transaksi.
 
CEO Asia Pacific Capital Markets JLL, Stuart Crow, menilai kawasan ini tetap menarik meski diliputi ketidakpastian global.
 
“Meski investor menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, real estate komersial Asia Pasifik terus menarik investor global. Hal ini menunjukkan kekuatan fundamental kawasan dan resilience untuk sektor ini,” ujar CEO Asia Pacific Capital Markets, JLL, Stuart Crow dalam keterangan tertulis, Jumat, 3 Oktober 2025.
 
Dari Indonesia, Farazia Basarah, Country Head JLL Indonesia, menegaskan optimisme pasar lokal. Dia mengatakan, pasar real estate komersial Indonesia tetap menarik minat investasi pada kuartal dua 2025, khususnya di sektor manufaktur dan industri. 
 
"Terlepas dari tantangan ekonomi global, kami melihat permintaan domestik yang solid serta penempatan modal internasional yang selektif, menempatkan Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi utama di Asia Tenggara yang terus berkembang,” ujar Farazia.
 
Head of Investor Intelligence Asia Pacific JLL, Pamela Ambler menyoroti tren suku bunga. 
 
"Bank-bank sentral di kawasan ini terus melanjutkan siklus penurunan suku bunga, dan kami melihat biaya utang yang semakin rendah, menciptakan iklim transaksi lebih kondusif yang mendorong aktivitas investasi,” ucap Pamela.
 
Namun, investor kini memperhitungkan skenario pertumbuhan yang lebih lambat dengan asumsi tarif akan tetap berlaku. Hal ini membuat proses transaksi memerlukan waktu lebih panjang dan adanya ketentuan kontinjensi. 
 
"Pasar seperti Korea Selatan dan Jepang terus menunjukkan ketahanan, dan investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang masih dapat menemukan peluang di tengah dinamika ini," imbuhnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan