Ilustrasi kilang minyak. Foto: AFP.
Ilustrasi kilang minyak. Foto: AFP.

Naik Hampir 2%, Minyak Mentah Brent Sentuh USD80/Barel

Husen Miftahudin • 09 Februari 2024 09:05
Houston: Harga minyak mentah telah naik lebih dari dua persen setelah penolakan gencatan senjata di Gaza, dengan pasukan Israel melancarkan serangan udara baru ke kota Rafah, dan Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 130 orang telah terbunuh dalam 24 jam terakhir.
 
Mengutip Oilprice.com, Jumat, 9 Februari 2024, minyak mentah Brent diperdagangkan pada USD80,76, naik 1,96 persen. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada USD75,34, naik dua persen hari ini.
 
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Timur Tengah minggu ini, meningkatkan harapan akan kesepakatan gencatan senjata selama perjalanannya. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan perang sampai menang.
 
Awal pekan ini, Hamas menawarkan kesepakatan gencatan senjata selama 4,5 bulan yang akan menghasilkan pertukaran sandera dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Namun hal itu ditolak dengan tegas Israel, sementara Blinken mengatakan masih ada ruang untuk negosiasi.
 
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikendalikan oleh Hamas, sekitar 27.840 warga Gaza telah tewas dalam perang sejak 7 Oktober. Menurut Pasukan Pertahanan Israel, 1.200 warga Israel telah terbunuh.
 
Baca juga: Berkat Ketahanan Pasar Tenaga Kerja, Dolar AS Rebut Kembali Kejayaannya
 

Stok bensin AS berkurang

 
Penolakan terhadap kesepakatan gencatan senjata terjadi sehari setelah AS melancarkan salah satu dari serangkaian serangan balasan menyusul kematian tiga tentara AS di Yordania.
 
Serangan pesawat tak berawak AS pada Rabu di ibu kota Irak menewaskan seorang komandan Kataib Hizbullah yang didukung Iran, bahkan ketika kelompok tersebut telah menghentikan serangan terhadap sasaran AS setelah insiden Yordania dan seolah-olah berada di bawah tekanan dari Teheran.
 
Yang juga memberikan stimulus pada harga-harga pada Kamis adalah penurunan stok bensin dan sulingan AS yang lebih kuat dari perkiraan, dari rilis data Rabu oleh Badan Informasi Energi (EIA).
 
EIA menunjukkan penurunan stok sulingan sebesar 3,2 juta barel, sementara perkiraan penurunan sebesar satu juta barel. Pada saat yang sama, stok bensin berkurang sebesar 3,15 juta barel, ketika para analis memperkirakan penurunan yang jauh lebih kecil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan