Dikutip dari fiercebiotech.com, perusahaan meyakini, PHK besar-besaran ini akan menghasilkan penghematan anggaran perusahaan hingga USD900 juta atau setara dengan Rp13,27 triliun (kurs Rp14.750 per USD). Sekaligus sebagai upaya restrukturisasi di tengah kemungkinan resesi global.
Pada gelombang pertama PHK massal yang dilakukan pada Januari lalu, perusahaan berfokus untuk menghemat jumlah tenaga kerja. Namun pada gelombang PHK 6.000 karyawan kali ini, semua lini bisnis terkena dampak.
Terlepas dari pengurangan tenaga kerja, 3M mengatakan akan terus fokus pada area produk yang ada dan pada area baru yang berpotensi tumbuh tinggi, termasuk teknologi iklim, pengemasan berkelanjutan, otomasi industri, semikonduktor, dan elektronisasi konsumen generasi mendatang.
"Perampingan ini akan membantu mengurangi biaya di perusahaan, sehingga dapat semakin menyederhanakan dan memperkuat struktur rantai pasokan kami dan merampingkan model bisnis go-to-market kami, yang akan meningkatkan margin dan arus kas," ucap CEO 3M Mike Roman dalam rilisnya.
Baca juga: Aroma Krisis Global Merebak, Deloitte akan Pangkas 1.200 Pekerja di AS |
Penjualan terus-terusan merosot
Adapun, PHK terjadi karena 3M melaporkan penjualan yang terus merosot pada lima kuartal secara berturut-turut. Sejak awal 2022, perusahaan telah mengalami penurunan penjualan yang besar.
Puncaknya terjadi pada kuartal pertama tahun ini dimana 3M membukukan penurunan terbesar, dengan penjualan hanya USD8 miliar. Angka ini turun sebanyak sembilan persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Anjloknya penghasilan penjualan tersebut membuat 3M menegaskan kembali perkiraan setahun penuh yang ditetapkan pada awal 2023. Diperkirakan penjualan akan turun antara dua persen dan enam persen secara yoy, dari total USD34,2 miliar yang diperolehnya sepanjang 2022.
Keempat divisi bisnis inti 3M mengalami penurunan penjualan pada kuartal pertama, dengan bisnis transportasi dan elektronik yang paling terpukul terjadi penurunan hingga 12,4 persen (yoy).
Menariknya, bisnis 3M dengan kinerja terbaik adalah bisnis yang ditetapkan untuk menjadi perusahaan publik mandiri akhir tahun ini. Divisi perawatan kesehatan mengalami penurunan penjualan sebesar 5,6 persen untuk kuartal tersebut berdasarkan laporan, dan merupakan satu-satunya dari empat divisi yang melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4 persen secara organik.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News