baca juga: Arab Saudi Naik 24 Peringkat pada Indeks Transisi Energi versi WEF |
Perkiraan sekilas oleh GASTAT dikutip dari Arabnews, Rabu, 2 Agustus 2023, menunjukkan pertumbuhan ekonomi Arab Saudi didorong oleh aktivitas non-minyak yang meningkat sebesar 5,5 persen per tahun pada kuartal kedua.
Upaya memperkuat sektor nonminyak adalah agenda penting dari Visi 2030 Arab Saudi, karena Kerajaan Arab Saudi terus mendiversifikasi ekonominya yang telah bergantung pada minyak selama beberapa dekade.
Menurut laporan GASTAT, kegiatan jasa pemerintah meningkat 2,7 persen pada kuartal kedua, sedangkan kegiatan minyak turun 4,2 persen secara tahunan.
Penurunan aktivitas minyak terutama disebabkan oleh keputusan yang diambil oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk mengurangi produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari. Dalam pemotongan tersebut, Arab Saudi berjanji untuk mengurangi produksi sebesar 500 ribu barel per hari.
Pada Juni, Kerajaan Arab Saudi juga mengumumkan pemotongan tambahan sebesar satu juta barel per hari untuk Juli. Laporan itu menambahkan PDB riil Arab Saudi yang disesuaikan secara musiman turun 0,1 persen pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
"Efek ini karena penurunan aktivitas minyak sebesar 1,4 persen. Kegiatan nonminyak meningkat 1,8 persen dan kegiatan jasa pemerintah tumbuh 0,6 persen setiap triwulan," kata GASTAT dalam laporan tersebut.
Prediksi
Sebelumnya pada Juni, Dana Moneter Internasional (IMF), mengutip pengurangan produksi minyak yang berkepanjangan, memangkas proyeksi pertumbuhan PDB 2023 untuk Arab Saudi menjadi 1,9 persen.Dalam pembaruan Outlook Ekonomi Dunia, IMF merevisi perkiraan pertumbuhannya untuk Kerajaan menjadi 2,1 persen pada Juni dari prediksi sebelumnya sebesar 3,1 persen pada Mei.
"Penurunan peringkat Arab Saudi untuk 2023 mencerminkan pengurangan produksi yang diumumkan pada April dan Juni sejalan dengan kesepakatan melalui OPEC+, sedangkan investasi swasta, termasuk dari implementasi proyek giga, terus mendukung pertumbuhan PDB non-minyak yang kuat,” kata IMF dalam laporannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News