Baca juga: Harga Emas Merosot Jelang Pertemuan Fed |
Dikutip dari Investing, Sabtu, 17 Agustus 2024, laju emas dunia acuan XAU/USD naik 2,08 persen dengan berada pada level USD2.507 per ons pada penutupan perdagangan kemarin (Sabtu WIB). Emas dunia sudah naik 29,83 persen dalam setahun.
Dolar AS melemah setelah data makroekonomi yang positif mendorong para investor untuk meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada bulan September. Ketegangan di Timur Tengah juga memperkuat permintaan terhadap emas batangan.
Baca juga: Meski Diprediksi Masih Positif, Kenaikan Harga Emas Dunia Terbatas |
Harga emas hari ini diprediksi akan melanjutkan tren kenaikannya, meskipun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan bagi para pelaku pasar.
Analis Dupoin Indonesia, Andrew Fischer menggarisbawahi pentingnya momentum pembalikan yang terjadi pasca penurunan tersebut, yang mencerminkan tingginya minat pasar terhadap logam mulia ini. Fischer mencatat setelah penurunan harga emas yang terjadi, pasar telah mengalami pembalikan (reversal) yang signifikan.
"Reversal ini menandakan adanya kekuatan beli yang cukup besar, yang pada akhirnya mendorong harga emas naik," kata dia dalam keteranganya, Sabtu, 17 Agustus 2024.
Fischer menekankan tren ini menunjukkan adanya minat yang kuat dari investor untuk membeli emas, sehingga bisa menjadi sinyal positif bagi mereka yang sudah atau berencana untuk berinvestasi dalam emas.
Namun, Fischer juga memberikan catatan penting mengenai potensi kenaikan ini. Meskipun tren saat ini mendukung kenaikan harga emas, Fischer memperingatkan bahwa kenaikan tersebut kemungkinan akan terbatas.
tekanan penjualan ritel bulanan
Logam mulia menghadapi tekanan setelah Biro Sensus Amerika Serikat melaporkan bahwa penjualan ritel bulanan tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada Juli. Data ini, yang menunjukkan kenaikan 1 persen dibandingkan ekspektasi 0,3 persen menjadi indikator kuat bahwa belanja konsumen masih kuat, meskipun terdapat revisi penurunan untuk bulan sebelumnya.Kuatnya penjualan ritel ini menimbulkan spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan September mendatang.
Namun pertumbuhan penjualan ritel yang kuat juga telah memicu pemulihan tajam dalam nilai tukar Dolar AS (USD) dan imbal hasil obligasi. Penguatan USD ini, dalam jangka pendek, bisa memberikan tekanan pada harga emas karena emas menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News