Melansir Xinhua, Senin, 1 Juni 2020, Zimstat melaporkan angka ini naik 89,18 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 676,39 persen.
Ketidakstabilan nilai tukar, didorong oleh pasar paralel, telah mendorong harga barang dan jasa di Zimbabwe selama beberapa bulan terakhir melonjak.
Zimbabwe menghadapi kekurangan mata uang asing yang berkepanjangan, yang pada gilirannya memengaruhi impor-impor penting seperti bahan bakar dan obat-obatan medis.
Baca: Perangi Inflasi Tinggi, Zimbabwe Edarkan Uang Baru
Sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan 0,8 persen untuk ekonomi Zimbabwe 2020, jauh lebih rendah dari perkiraan tiga persen oleh pemerintah Zimbabwe.
Dalam sebuah pernyataannya, IMF mengamati Zimbabwe telah gagal mengembalikan kepercayaan diri investor. Meskipun reformasi fiskal seperti pengenalan mata uang domestik baru dan penciptaan pasar valuta asing antar bank, implementasi reformasi yang tidak merata, terutama keterlambatan dan salah langkah di pasar valuta asing serta reformasi moneter.
Zimbabwe menghadapi tantangan ekonomi yang parah ditandai dengan kekurangan mata uang asing, bahan bakar, listrik, makanan, cadangan rendah, inflasi tinggi, kredibilitas terbatas dan kurangnya akses ke bentuk-bentuk tradisional pembiayaan eksternal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News