Ilustrasi. Foto: AFP/Greg Baker.
Ilustrasi. Foto: AFP/Greg Baker.

Indeks Nonmanufaktur Terus Merosot, Ekonomi Tiongkok Masih Goyah

Fetry Wuryasti • 02 Januari 2023 13:51
Jakarta: Covid-19 yang menyerang Tiongkok, telah membuat pertumbuhan ekonominya goyah. Aktivitas ekonomi Tiongkok merosot, terutama pada sektor jasa, menjadi yang paling lambat sejak Februari 2020, ketika virus melanda di kota-kota besar, yang akhirnya memaksa masyarakat untuk tinggal di rumah. Akibatnya aktivitas ekonomi melambat.
 
Indeks PMI Manufaktur Tiongkok turun dari sebelumnya 48 menjadi 47. Ini ditambah dengan Indeks Non-Manufacturing PMI yang turun paling dalam dari sebelumnya 46,7 menjadi 41,6.
 
"Indeks Non-Manufacturing adalah indeks untuk mengukur aktivitas di sektor konstruksi dan jasa, bahkan penurunan yang terjadi kemarin adalah penurunan jauh di bawah ekspektasi kami dan menjadi penurunan berturut-turut dalam empat bulan terakhir," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Senin, 2 Januari 2023.
 
Dalam beberapa bulan terakhir ini, covid-19 terus menyebar tak terkendali. Tampaknya Pemerintah Tiongkok seperti lepas tangan ketika masyarakat melakukan unjuk rasa. Hal ini tampaknya lebih kepada Pemerintah Tiongkok ingin menunjukkan kebijakan Zero Covid merupakan salah satu kebijakan yang benar untuk dilakukan.
 
Sebab Pemerintah Tiongkok sepertinya juga tidak ingin terlalu banyak berusaha, meski otoritas kesehatan setempat mengatakan mereka tetap melakukan yang terbaik untuk mengatasi covid-19.
 
"Kami khawatir, apabila Pemerintah Tiongkok tidak bertindak, ini akan menjadi awal yang kurang baik bagi untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi, yang ditargetkan lima persen untuk 2023," kata Nico.
 
Ada kemungkinan penyebaran covid-19 akan meningkat karena adanya hari raya Imlek pada Januari, yang dapat menyebabkan penyebaran akan semakin cepat.
 
"Kami khawatir, penyebaran yang cepat ini dapat memengaruhi negara-negara lain yang mulai pulih dan mampu menjalankan aktivitas perekonomian seperti biasa. Apabila Tiongkok tidak mampu mengendalikan penyebaran covid-19, cepat atau lambat, mereka akan segera terisolasi dari komunitas internasional," kata Nico.
 
Penyebaran covid-19 akan terus mendorong turun pasar properti. Apalagi, pasar properti merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Hal ini diperparah dengan menurunnya konsumsi. Manufaktur dan konsumsi, keduanya akan turun bersama, yang akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi kedepannya.
 
Perekonomian Tiongkok mungkin akan menghadapi masa-masa sulit dalam beberapa bulan mendatang, terlebih dengan kenaikan covid-19 yang juga belum mencapai puncaknya, yang diperkirakan akan berada kisaran Februari atau Maret setelah gelombang awal mencapai puncaknya.
 
Baca juga: Tiongkok Berdamai dengan Covid-19, Langkah yang Tepat?

 
Di tengah situasi dan kondisi yang belum menunjukkan pemulihan, kebijakan fiskal dan moneter akan dikeluarkan untuk menopang perekonomian. Bank Sentral Tiongkok, bukan tidak mungkin akan memangkas tingkat suku bunga yang akan mendorong Yuan kembali melemah meski tujuannya untuk menstabilkan perekonomian.
 
Dalam pidato tahun barunya, Presiden Xi Jinping mengatakan Tiongkok tengah berada pada fase terbaru dalam pengendalian covid-19, dan akan melakukan pendekatan berdasarkan sains dan terukur.
 
Strategi akan dioptimalkan untuk melindungi masyarakat Tiongkok dan mengurangi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Xi mengatakan bahwa sejak covid-19 melanda, Pemerintah Tiongkok berusaha untuk menjaga masyarakat dan mengutamakan untuk menjaga kehidupan.
 
Dengan usaha yang luar biasa, Tiongkok telah mengatasi kesulitan dan tantangan yang belum pernah terjadi. Hal itu bukan pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, saat ini pun Tiongkok akan menghadapi tantangan terberat yang pernah ada dan melewatinya.
 
Covid-19 telah membuat pertumbuhan Tiongkok pada tahun 2022 menjadi lebih berat. Pertumbuhan pasar properti terus melemah. Alhasil banyak yang mengatakan bahwa ekonomi Tiongkok hanya akan tumbuh sebesar tiga persen pada 2022. Namun Xi mengatakan pertumbuhan Tiongkok akan berkisar 4,4 persen.
 
"Xi memberikan keyakinan kepada pasar , bahwa perekonomian Tiongkok memiliki daya tahan, potensi, dan vitalitas. Fundamental ekonomi yang kuat telah menopang pertumbuhan jangka panjang untuk tetap berada di jalurnya," kata Nico.
 
Saat ini Otoritas Kesehatan Tiongkok mengatakan penyebaran covid-19 diperkirakan sudah sebanyak 248 juta orang atau 18 persen dari total populasi. Alhasil ruang gawat darurat di rumah sakit menjadi kewalahan.
 
Menjabat pemerintah untuk ketiga kalinya oleh Xi, memberikan sebuah janji bahwa mereka akan kembali menghidupkan konsumsi dan mendukung sektor swasta.
 
Didukung oleh Bank Sentral Tiongkok, mereka juga berjanji untuk mendukung permintaan dalam negeri dengan mempertahankan pertumbuhan kredit yang yang efektif. Kebijakan moneter akan terfokus kepada stabilisasi pertumbuhan, lapangan kerja dan harga, serta mendukung perluasan permintaan domestik.
 
Bank Sentral Tiongkok juga akan mendukung lebih kuat kepada sektor riil, menjaga harga untuk tetap stabil, dan meningkatkan stimulus, khusus untuk area industri utama yang tertekan akibat pandemi.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan