Dua faktor yang membuat Wall Street melemah karena meningkatnya kekhawatiran kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih tinggi dan penutupan pemerintah mengguncang sentimen investor.
Melansir Investing.com, Sabtu, 30 September 2023, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,5 persen atau 158 poin, mengalami kerugian sekitar 2,7 persen untuk kuartal ketiga. Sementara indeks Nasdaq naik 0,1 persen dan indeks S&P 500 turun 0,2 persen. Keduanya mengakhiri kuartal ini masing-masing sekitar 3,6 persen dan 3,7 persen.
Penutupan pemerintahan AS semakin dekat
Dewan Perwakilan Rakyat gagal meloloskan kebijakan belanja jangka pendek pada Jumat. Serta membuat pemerintah tetap buka hingga 31 Oktober, sehingga memicu kekhawatiran penutupan pemerintah pada 1 Oktober akan semakin besar kemungkinannya.
Morgan Stanley mengatakan penutupan pemerintahan sudah hampir diperkirakan dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Amerika kuartal keempat.
"Penutupan pemerintahan hampir menjadi konsensus di DC, namun pertanyaannya adalah berapa lama hal ini akan berlangsung. Penutupan pemerintahan menghadirkan risiko pertumbuhan PDB kuartal keempat bisa menjadi negatif. Mereka terus melihat The Fed memperpanjang penundaan hingga kuartal I-2024," tambah analisis Morgan Stanley.
Baca juga: Kenaikan Suku Bunga The Fed Dinilai Berdampak Minim ke Indonesia |
Mendinginnya inflasi membantu mendorong imbal hasil Treasury lebih rendah
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, melambat menjadi 0,1 persen dari 0,2 persen. Sehingga memicu optimisme investor upaya The Fed untuk menurunkan inflasi mulai membaik.
Data inflasi menekan imbal hasil Treasury, namun masih didukung oleh ekspektasi The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Imbal hasil obligasi 10-tahun melonjak sekitar 20 persen pada kuartal tersebut setelah turun di bawah empat persen pada awal Juli.
Saham teknologi mengakhiri kuartal ini hampir enam persen lebih rendah. Saham Nike melonjak setelah pendapatan kuartal I meledak. Nike Inc melaporkan ledakan laba fiskal kuartal pertama yang mengimbangi hilangnya pendapatan, memicu optimisme di kalangan Wall Street dan membuat raksasa pakaian atletik itu menguat lebih dari enam persen.
"Investor kemungkinan akan menjadi kurang khawatir terhadap kondisi makro Tiongkok, hilangnya saham-saham kategori, dan peningkatan tingkat persediaan karena mereka lebih tertarik pada stabilisasi lini atas dengan laju ekspansi margin yang semakin cepat," kata UBS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News