Kilang Minyak. Foto : AFP.
Kilang Minyak. Foto : AFP.

Tren Ekonomi Global Belum Dorong Laju Minyak Dunia

Arif Wicaksono • 29 April 2024 09:32
Texas: Harga minyak dunia tertekan pada pembukaan perdagangan hari ini. Data positif ekonomi global belum bisa memberikan dorongan kepada laju harga minyak dunia.
 
baca juga: Minyak Dunia Berpeluang Tembus USD89/Barel

Melansir Investing.com, Senin, 29 April 2024, harga minyak dunia acuan WTI untuk kontrak Juni 2024 turun 0,61 persen ke level USD83,34 per barel. Kemudian minyak dunia acuan Brent untuk kontrak Juli 2024 turun 0,60 persen ke level USD87,68 per barel.
 
Minyak dunia berhadapan dengan tren bullish perekonomian global yang kemungkinan akan terus berada pada jalur yang kuat saat ini, menurut jajak pendapat antar ekonom yang dilakukan oleh Reuters.
 
Pertumbuhan PDB global bisa mencapai 2,9 persen tahun ini, menurut 500 responden yang disurvei Reuters. Hal ini berarti bank sentral akan kesulitan untuk mulai menurunkan suku bunganya, yang berarti biaya pinjaman akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

"Kami terus terkejut dengan ketahanan perekonomian global. Kini, salah satu penyebabnya adalah kami memasuki tahun ini dengan ekspektasi yang lemah, kami mengira akan ada perlambatan tahun ini," kata Kepala Ekonom Global Citi, Nathan Sheets dikutip dari Oilprice.

Dampak ke harga minyak

Akibatnya, dampaknya terhadap permintaan minyak beragam. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi yang kuat kondusif terhadap permintaan minyak yang lebih kuat.
 
Di sisi lain, suku bunga acuan yang lebih tinggi akan berkontribusi pada peningkatan inflasi, yang cenderung melemahkan pertumbuhan permintaan minyak, menjaga harga Brent dan WTI stabil selama tak adanya eskalasi di Timur Tengah yang dapat mengancam pasokan.
 
Jika hal ini terjadi, Bank Dunia pekan ini memperingatkan bahwa harga minyak bisa mencapai USD100 per barel, sehingga berkontribusi terhadap inflasi yang terus-menerus.
 
“Inflasi global masih belum terkalahkan,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia Indermit Gill.
 
Ia kemudian memperingatkan peningkatan suhu dingin di Timur Tengah akan membatalkan upaya bank sentral dalam mengendalikan inflasi yang telah dicapai sejauh ini, dengan menyebabkan guncangan pasokan minyak jika satu atau lebih produsen besar di Timur Tengah ikut terlibat.
 
“Dunia berada pada momen yang rentan: guncangan energi yang besar dapat menghambat kemajuan dalam penurunan inflasi selama dua tahun terakhir,” kata Gill.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan