"Kemungkinan segera bagi bank sentral AS untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga," kata Brainard, dilansir dari The Business Times, Senin, 21 November 2022.
Komentarnya muncul ketika harga konsumen yang panas, yang telah menekan rumah tangga Amerika, menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, dan setelah Fed menyampaikan kenaikan suku bunga super besar keempat berturut-turut guna mendinginkan ekonomi.
"Tetapi dengan inflasi yang masih mendekati level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir, The Fed masih memiliki pekerjaan tambahan yang harus dilakukan baik untuk menaikkan suku bunga maupun menurunkan harga," tuturnya, dalam sebuah acara dengan Bloomberg.
Baca: Stok Beras Nasional Lebih dari 8 Juta Ton |
Indeks harga konsumen yang diawasi ketat dirilis pekan lalu menunjukkan inflasi AS mencatat kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Kondisi itu memicu harapan bahwa biaya melonjak akan mulai turun kembali.
Bank sentral AS sudah bergerak dengan paksa untuk menurunkan permintaan dan membawa inflasi lebih dekat ke target dua persen. Langkah itu melalui menaikkan suku bunga acuan enam kali tahun ini meskipun ada kekhawatiran bahwa hal itu dapat memicu resesi.
Tetapi ada paduan suara yang berkembang, termasuk beberapa pejabat The Fed, yang mengadvokasi langkah-langkah yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang. Brainard mengakui pembuat kebijakan telah menaikkan suku sangat cepat dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi itu akan membutuhkan waktu untuk pengetatan mengalir ke ekonomi.
"Kami akan dapat menilai lebih banyak data dan lebih mampu menyesuaikan jalur suku bunga untuk menurunkan inflasi," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id