Emas Dunia. Foto: Freepik.
Emas Dunia. Foto: Freepik.

Harga Emas Tetap Mengilap di Tengah Sinyal Dovish The Fed dan Isyarat Damai Dagang AS–Tiongkok

Arif Wicaksono • 20 Oktober 2025 10:12
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) menutup pekan lalu dengan performa menawan, sempat menembus level psikologis USD4.300 per troy ounce, salah satu capaian tertinggi dalam sejarah perdagangan logam mulia.
 

Tren penguatan ini masih didorong oleh ekspektasi pelonggaran suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed), yang menjadi katalis utama reli emas dalam beberapa pekan terakhir.
 
Meski begitu, menjelang awal pekan ini, pasar mulai menunjukkan tanda-tanda koreksi teknikal jangka pendek, seiring meningkatnya minat terhadap aset berisiko di tengah membaiknya sentimen global. Namun menurut Analis Dupoin Futures Indonesia Wisnu Dewojati, arah pergerakan emas masih positif. 
 
“Secara teknikal, XAU/USD masih memiliki momentum naik yang solid dengan potensi menuju area USD4.350,” ujarnya. 

Wisnu menambahkan, level USD4.186 menjadi batas bawah penting yang dapat menentukan arah tren berikutnya jika terjadi koreksi. 
 
Dari sisi fundamental, emas masih ditopang oleh kombinasi kebijakan moneter longgar dan ketegangan geopolitik. Selama sesi akhir pekan lalu, harga emas bahkan sempat mencetak All Time High di atas USD4.375, sebelum terkoreksi tipis setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa tarif tinggi terhadap produk impor Tiongkok “tidak akan berlangsung lama.”
 
Dalam wawancara dengan Fox Business, Trump juga mengonfirmasi rencana pertemuan dengan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan dalam dua minggu ke depan. Pernyataan ini disambut positif oleh pasar saham global, memicu rotasi sementara dari aset safe haven seperti emas ke instrumen berisiko.
 
Namun demikian, momentum bullish emas masih belum kehilangan tenaga. Dalam sembilan pekan terakhir, harga emas konsisten mencatat kenaikan berturut-turut, dengan lonjakan lebih dari 5% hanya dalam sepekan.

Kebijakan The Fed 

Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed menjadi faktor utama yang menjaga prospek penguatan emas. Pasar menilai peluang penurunan suku bunga masih terbuka lebar pada pertemuan Oktober, di tengah melemahnya inflasi dan perlambatan pasar tenaga kerja AS.
 
Ketua The Fed Jerome Powell dalam pernyataan terbarunya menegaskan bahwa keputusan suku bunga kini akan diambil “meeting by meeting,” atau menyesuaikan dengan perkembangan data ekonomi terkini. Nada dovish tersebut memperkuat asumsi bahwa fase pengetatan sudah berakhir, membuka ruang lebih luas bagi emas untuk melanjutkan penguatannya.
 
Dari sisi teknikal, pola higher high–higher low di grafik harian emas menunjukkan bahwa tren naik masih dominan. Selama harga bertahan di atas USD4.186, peluang penguatan lanjutan menuju USD4.350 hingga USD4.375 tetap terbuka. Sebaliknya, penembusan di bawah level tersebut bisa memicu koreksi lebih dalam ke kisaran USD4.100 hingga USD4.050 dalam jangka pendek.
 
“Koreksi yang terjadi sebaiknya tidak dibaca sebagai sinyal pembalikan tren, melainkan peluang untuk re-entry bagi investor yang menunggu momentum beli,” kata Wisnu. Ia juga mengingatkan pentingnya pengelolaan risiko yang disiplin di tengah volatilitas tinggi menjelang keputusan kebijakan The Fed. 
 
Dengan kombinasi fundamental yang mendukung dan momentum teknikal yang kuat, harga emas diperkirakan tetap bertahan di jalur bullish dalam jangka pendek hingga menengah. Meski potensi koreksi jangka pendek masih terbuka, arah utama logam mulia ini tampaknya tetap menuju ke atas  didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga, ketidakpastian geopolitik, dan sentimen global yang masih rapuh. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan