Kini, Bank Dunia memperkirakan laju pertumbuhan hanya 1,8 persen, dengan alasan kondisi ekonomi yang melemah di tengah ketidakpastian global.
Bank Dunia juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,3 persen, laju terendah dalam 17 tahun, sejak 2008.
Menurut laporan CNBC, Prospek Ekonomi Global Bank Dunia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Thailand akan terdampak oleh ketidakpastian global, yang juga mempengaruhi pasar emerging dan ekonomi berkembang (EMDEs), termasuk Thailand. Aktivitas ekonomi juga terganggu oleh bencana alam, seperti gempa bumi.
Untuk ekonomi global, Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,3 persen untuk tahun 2025, mencerminkan dampak ketidakpastian perdagangan. Ini menandai penurunan dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,7 persen.
“Ini akan menjadi laju pertumbuhan ekonomi global terendah sejak 2008, kecuali selama resesi global,” kata Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects-nya dikutip dari The Nation, Sabtu, 21 Juni 2025.
Baca juga: Ketidakpastian Politik Mengancam Perekonomian Thailand |
Imbas konflik internasional
Wakil Presiden Senior dan Ekonom Utama Bank Dunia, Indermit Gill menyatakan bahwa konflik internasional, terutama yang terkait dengan perdagangan, telah mengganggu kebijakan yang pernah membantu mengurangi kemiskinan parah dan mendorong kemakmuran setelah Perang Dunia II.Selain kekhawatiran tentang ketidakpastian perdagangan, Bank Dunia juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun 2025 sebesar 0,9 persen menjadi 1,4 persen, dan mengurangi proyeksi PDB Zona Euro sebesar 0,3 persen menjadi 0,7 persen.
"Ketegangan perdagangan yang meningkat dapat menjadi alasan utama perlambatan pertumbuhan ekonomi. Namun, situasi dapat membaik jika ekonomi besar mencapai kesepakatan perdagangan jangka panjang," kata Gill.
Menurut analisis Bank Dunia, jika sengketa perdagangan yang sedang berlangsung dapat diselesaikan dengan kesepakatan yang memangkas tingkat tarif saat ini menjadi setengah pada akhir Mei 2025, pertumbuhan ekonomi global dapat menguat sekitar 0,2 persen rata-rata selama 2025 dan 2026.
Amerika Serikat dan beberapa mitra dagangnya saat ini sedang dalam negosiasi setelah keputusan Presiden Donald Trump untuk menaikkan tarif impor dari beberapa negara pada April lalu.
Sementara itu, AS dan Tiongkok dijadwalkan bertemu di London pekan ini, dengan pembicaraan antara Uni Eropa dan AS juga terus berlangsung, menjelang berakhirnya gencatan senjata perdagangan dalam kurang dari sebulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id