Di sisi lain, aktivitas ekonomi AS yang tangguh menunjukkan biaya pinjaman tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga berpotensi berdampak pada permintaan.
Mengutip Investing.com, Kamis, 30 Mei 2024, Brent berjangka kehilangan 9 sen atau 0,1 persen dan diperdagangkan pada USD83,52 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WIT) AS turun 3 sen atau 0,04 persen menjadi USD79,19 per barel.
Persediaan minyak mentah dan bensin AS turun pekan lalu sementara produksi sulingan meningkat, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada Rabu.
Angka API menunjukkan stok minyak mentah turun 6,49 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Mei, kata sumber tersebut, dengan persediaan bensin turun 452 ribu barel dan sulingan naik 2,045 juta barel.
Hal ini bertentangan dengan proyeksi para analis dimana perusahaan-perusahaan energi AS mengeluarkan 1,9 juta barel minyak mentah dari penyimpanannya sambil menimbun 0,4 juta barel sulingan dan satu juta barel bensin. Adapun, informasi resmi Administrasi Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada Kamis nanti.
"Setiap tanda permintaan yang kuat dalam laporan persediaan mingguan EIA akan mendukung harga minyak mentah," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.
Baca juga: Jelang Pertemuan OPEC+, Harga Minyak Dunia Makin Mahal |
OPEC+ pertahankan pemangkasan stok
Meningkatnya persediaan minyak global hingga April karena berkurangnya permintaan bahan bakar dapat memperkuat alasan bagi produsen OPEC+, termasuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya Rusia, untuk mempertahankan pengurangan pasokan ketika mereka bertemu pada 2 Juni.
Pasar minyak berada di bawah tekanan baru-baru ini karena ekspektasi Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.
Aktivitas ekonomi AS terus meningkat dari awal April hingga pertengahan Mei, namun perusahaan-perusahaan menjadi semakin pesimis terhadap masa depan sementara inflasi meningkat dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi.
Diketahui, biaya pinjaman yang lebih tinggi cenderung membatasi dana dan konsumsi, sehingga berdampak negatif pada permintaan dan harga minyak mentah.
The Fed kini diperkirakan akan menurunkan suku bunganya paling cepat pada September, dibandingkan dengan siklus pelonggaran yang diperkirakan akan dimulai pada Juni oleh pasar pada awal tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News