Dalam situasi yang disebut sebagai era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), kemampuan untuk berpikir besar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi menjadi dua fondasi utama bagi generasi muda untuk bertahan dan tumbuh.
Pesan itulah yang mengemuka dalam sesi “Think Big, Grow Strong: Next Gen’s Road to Thrive in Business” di ajang Wealth Wisdom 2025, acara tahunan yang digelar PermataBank di Jakarta. Acara yang mengusung tema “Resilient Wealth, Confident Future”
Acara ini menghadirkan dua sosok inspiratif Rhenald Kasali, pendiri Rumah Perubahan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, serta Raymond Chin, pengusaha muda dan konten kreator yang juga menjabat sebagai Direktur Genesis Holdings.
Dalam pandangan Rhenald Kasali, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan dimengerti.
“AI hanyalah alat bantu. Kalau kita khawatir, AI bisa membaca kekhawatiran kita lebih cepat dari diri kita sendiri. Karena itu, penting untuk mengenali karakternya dan tahu cara menggunakannya dengan benar,” ujarnya.
Ia menegaskan kemampuan manusia untuk berpikir dan bernarasi menjadi pembeda utama di era digital ini. Media sosial kini bukan hanya tempat berbagi informasi, tapi juga wadah membentuk narasi dan calon pemimpin masa depan.
“Kuncinya bukan sekadar punya ide besar, tapi bagaimana ide itu punya konsep, evaluasi, dan keberlanjutan. Yang dibutuhkan generasi muda adalah learning mindset, bukan sekadar ambisi,” tegas Rhenald.
Menurutnya, bisnis-bisnis yang akan bertahan di masa depan adalah yang berakar pada gaya hidup, kesehatan, dan bioteknologi bidang-bidang yang menanggapi perubahan sosial dan kebutuhan manusia, bukan sekadar mengikuti tren.
Think Big Dimulai dari Curiosity
Sementara itu, Raymond Chin mengajak generasi muda untuk memahami dunia kini bukan lagi “berubah cepat”, tapi memang diciptakan dari perubahan itu sendiri.“Kita tidak lagi hidup di masa perubahan, tapi di perubahan masa. Dunia tidak akan menunggu kita,” katanya.
Raymond menilai, kemampuan “Think Big” bukan soal ambisi semata, melainkan berawal dari rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi.
“Saya percaya think big lahir dari curiosity. Kalau tidak punya rasa ingin tahu, kita tidak punya motivasi, tidak punya kemampuan memecahkan masalah. Think big tanpa curiosity hanyalah mimpi kosong,” jelasnya.
Menurutnya, di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian tercermin dari lonjakan World Uncertainty Index dalam lima tahun terakhir justru di situlah peluang terbesar muncul.
Indonesia, kata Raymond, berada pada momentum penting untuk melahirkan generasi baru penggerak ekonomi yang berani bermimpi besar.
Untuk mencapainya, generasi muda perlu menguasai future skills seperti berpikir kritis, kreativitas, kemampuan adaptasi, literasi teknologi dan AI, serta kepemimpinan berbasis empati dan kecerdasan emosional.
“Kalau kemampuan ini dikuasai, era VUCA bukan lagi ancaman, tapi kesempatan untuk berkontribusi bagi Indonesia maju,” tutup Raymond.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id