UMKM makanan dan minuman berinovasi untuk tetap bertahan. Foto: dok pribadi.
UMKM makanan dan minuman berinovasi untuk tetap bertahan. Foto: dok pribadi.

Menyiasati Pandemi, UMKM Berinovasi untuk Tetap Bertahan

Ade Hapsari Lestarini • 30 Oktober 2020 10:33
 

Rambah seluruh Indonesia

Ia memaparkan, saat Xi Ji diluncurkan sebelum pandemi menghantam Indonesia, tepatnya 20 Maret lalu, animo para mitra sangat tinggi. Bahkan, sudah siap membuka 250 outlet di seluruh Indonesia. Semua outlet Xi Ji tersebut akan dikembangkan melalui konsep kemitraan dan tersebar di sejumlah kota di Tanah Air seperti Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya, Palembang, Bali, Pontianak, Makassar, Pekanbaru, Jember, Pati, Magelang, dan kota-kota lainnya.
 
Namun, ketika ada pandemi korona, banyak mitra menunda pembukaan outlet baru. "Sekarang, jika animo tinggi dengan menu baru ini, kepercayaan diri para mitra tentu akan semakin kuat. Dengan sendirinya, kami optimistis hingga akhir tahun ini 250 outlet di seluruh Indonesia bisa terealisasi," papar Marvy.
 
Ia menjelaskan, produk Xi Ji mempunyai sejumlah keunikan mulai dari rasa hingga harga yang sangat kompetitif. Meskipun mengadopsi camilan ala Taiwan, namun rasanya disesuaikan dengan lidah konsumen Indonesia, seperti rasa pedas. Xi Ji memiliki cita rasa khusus. Marvy menyebutnya, signature style 'Mala' ala Sichuan. Biji mala mempunyai rasa unik dengan sensasi pedas yang membuat lidah serasa kebas. Selain ayam yang menjadi unggulan, pihaknya juga menyediakan menu ikan dori, kulit ayam, kentang goreng, dan jamur.

Menurutnya selain melayani penjualan secara langsung di outlet, produk Xi Ji ini juga bisa dipesan melalui aplikasi layanan go food dan grab food. Langkah MBV dan Kulo Group memperkuat lini usaha UMKM gerai kulinernya sebagai bagian menggerakkan roda ekonomi UMKM saat pandemi covid-19.

Potensi industri makanan dan minuman

Berdasarkan catatan, industri manufaktur khususnya sektor makanan dan minum masih tahan banting menghadapi dampak wabah korona (covid-19). Sektor ini menjadi salah satu dari sebagian kecil industri yang tidak mengalami kontraksi selama enam bulan pertama 2020.
 
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai prospek UMKM makanan dan minuman masih positif karena pasarnya amat besar yakni 270 juta penduduk Indonesia.
 
Menurut dia, meskipun ada resesi dan pandemi, tetap memerlukan makanan sebagai kebutuhan pokok. Adapun pergeseran yang terjadi karena perubahan pola konsumsi seperti konsumsi makanan instan, frozen food meningkat lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Begitu juga pola pemesananan makanan selama PSBB misalnya mengandalkan jasa antar makanan dan salah satu platform melaporkan kenaikan hingga 21 persen pesan antar makanan selama masa pandemi.
 
"Marjin keuntungan bisa ditekan, yang terpenting adalah kuantitas penjualan terjaga. Strategi ini sering disebut sebagai downsizing yakni menurunkan kualitas dan kuantitas produk yang dijual merespons perubahan selera dan daya beli masyarakat," ujarnya.
 
BPS menyebutkan sektor makanan dan minuman masih bisa tumbuh walaupun sedikit, ketika sektor lain terpuruk, hal ini menurutnya karena makanan merupakan kebutuhan pokok, jadi bisa dikatakan recession proof. "Pembelian baju bisa ditunda, tapi makanan kan tidak," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan