Aqua yang terletak di Kabupaten Solok ini melakukan beragam pelatihan, pendampingan hingga pengembangan teknik pembibitan dan tanam kepada kelompok tani di wilayah tersebut. Sebut saja pengembangan kebun stroberi, budi daya maggot, penanaman kopi, hingga sayuran aquaponik.
Teranyar, perseroan mendirikan rumah produksi kopi di Jorong Kayu Aro, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Rumah produksi kopi itu pun mampu meningkatkan perekonomian petani dan masyarakat sekitar.
Ketua Kelompok Tani Kopi Kayu Aro, Dori mengaku sangat terbantu dengan keberadaan rumah produksi tersebut. Dia mengatakan, manfaat tidak hanya dirasakan oleh kelompok tani saja tetapi juga masyarakat sekitar.
Sebelum ada rumah produksi, para petani kopi di Kayu Aro harus menjual panen mereka jauh ke luar daerah dengan harga murah. Dori mengatakan, keberadaan rumah produksi memudahkan para petani menjual panen kopi dengan mengikuti harga pasar.
"Berapa harga pasaran, kami juga membeli dengan harga segitu," kata Dori, dikutip Jumat, 27 Oktober 2023.
Dengan adanya rumah produksi ini, petani juga bisa mengelola ceri kopi merah menjadi grean bean. Mitra Pelaksana CSR Aqua Solok, Human Initiative (HI) menjelaskan para petani di Kayu Aro dapat menjual langsung hasil panen ke rumah produksi kopi dengan harga yang lebih kompetitif.
Baca juga: Tren Bisnis Kopi Rumahan Melonjak Sejak Pandemi |
Keuntungan bisnis kopi
Hasil panen kopi sebelumnya hanya di jual Rp35 ribu per kilogram (kg) green bean ke pengepul. Sekarang para petani sudah bisa menjual dengan standar kafe menjadi Rp110 ribu per kg green bean.
"Jadi ada tiga kali lipat peningkatan nilai jual," kata Kepala Cabang HI Sumbar Defri Hanas.
Defri mengatakan, dalam bisnis kopi selama ini yang paling diuntungkan adalah pemain tengah seperti pengepul dan tengkulak. Keberadaan rumah produksi kopi membuat para petani menjadi pemain tengah karena mampu mengelola langsung hasil panen mereka.
"Jadi akan ada benefit yang lebih besar dan ada value peningkatan nilai ekonomi. Dengan begitu, anggota kelompok sejahtera, petani sekitar jauh sejahtera," kata dia.
Dia menjelaskan, permintaan kopi yang masuk ialah satu ton grean bean. Sementara produksi mereka baru 20-40 kilogram dalam dua minggu sejak dibuka.
"Target kita adalah satu ton satu bulan. Kita akan hitung berapa produksi kopi di Kayu Aro, jika tidak memenuhi kita akan ambil dari luar," ungkap dia.
Dia berharap dengan adanya edukasi masyarakat dalam menanam, merawat hingga memanen kopi mampu meningkatkan ketahanan pangan serta ekonomi petani dan masyarakat sekitar. Kegiatan diharapkan dapat mengispirasi masyarakat lain terpacu juga bertanam kopi sehingga tercipta kawasan kopi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News