CEO Mindblowon Studio, Rahman Azhari. Foto: Medcom.id.
CEO Mindblowon Studio, Rahman Azhari. Foto: Medcom.id.

Cuan! Ini Cara Sukses Merintis Bisnis di Industri Kreatif

Arif Wicaksono • 16 Oktober 2023 19:58
Jakarta: Potensi ekonomi kreatif masih sangat besar seperti Korsel yang sudah mengembangkan industri ini dengan menggandeng penulis di webtoon untuk kemudian dijual di Netflix. Indonesia yang masih mengandalkan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), perlu mulai mengembangkan bisnis kreatif secara masif.
 
baca juga: Biar Kenal Lebih Dekat, Kemenparekraf-OIKN Gelar Famtrip Wisata Sekitar IKN

"Mereka promosikan budaya asetnya dan lain-lain, Industri kreatif itu seperti membuat tempat meaningless tapi jadi tempat tourism yang baru. Pemerintah harus paham buat chain creation kaya Komodo diubah (branding) jadi seperti Godzilla," tegas CEO Mindblowon Studio, Rahman Azhari, berbicara dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) yang diselenggarakan BCA dikutip, Senin, 16 Oktober 2023.
 
Dia menuturkan bisnis kreatif bisa dimulai dengan cara yang unik. Cara ini dimulai dengan memulai sesuatu yang sifatnya menarik dan menyenangkan. Bisnis ini bisa berkembang selama dikelola dengan baik serta memiliki peluang bisnis yang besar.
 
"Lihat tren yang sustain yang bakal lama enggak cuma sementara saja, kita harus mengerti purpose buat Intellectual Property (IP) ini," jelas dia.

Core yang kuat

Dia mencontohkan bisnis kreatif yang dimulai dengan unik seperti Walt Disney, Pokemon, dan Hello Kitty. Ketiga bisnis ini memiliki core yang kuat sehingga bisa bertahan lama.

"Memulai IP business dengan core yang unik seperti Walt Disney dengan magic dan kemudian dari hal yang fun, mulai dari bisnis yang sustain itu yang terjadi Pokemon dari game, sama Hello Kitty dari dompet," tegas dia yang ikut membuat comic strip Tahilalats.
 
Dia menuturkan brand itu berkembang pesat dengan keunikan masing-masing. Walt Disney berkembang dengan aura magis. Pokemon lahir dari industri game yang melebar ke televisi dan yang lainnya. Kemudian Hello Kitty dari dompet menjadi industri kreatif yang mapan.

Daftar kekayaan intelektual

"Intinya kita harus tahu IP yang kita jual massa dan awareness dengan lebih besar. Namun penting juga terdaftar secara resmi (kekayaan intelektual). Jangan ketika gede baru daftarin nanti ketika daftarin ada yang sudah (daftarin)," tegas dia.
 
Ketika brand semakin besar maka langkah selanjutnya adalah kemudian menemukan partner yang tepat. Seperti Tahilalats yang menemukan kerja sama dengan Infia Media yang membantu distribusi karya karya kreatif dengan lebih luas.

Karakter kuat

Selain itu setiap IP harus memiliki karakter style guide yang dipegang bertahun-tahun. Karakter itu yang nantinya akan dipegang ke seluruh dunia dengan khas brand yang kuat.
 
"Karakter style guide akan di hold selama bertahun-tahun dilempar ke seluruh dunia. IP butuh branding kita lihat ada karakter di IP bagian dari branding untuk bangun emotion ketika beli, orang akan ingat karena tumbuh sama IP ini," tutur dia.
 
Dia mengatakan Tahilalats dari 2012 sampai sekarang sudah memiliki pembaca sebesar 3.000-an subscribers. Ini yang menjadi motivasi perusahaan untuk tumbuh sampai sekarang. Perusahaan pun sudah menggandeng kerja sama dengan brand lokal maupun asing.
 
"Tahun kemarin kerja sama sama Shinchan dan Adidas, saat pandemi kolaborasi dengan Coldplay. Dimulai dari comic strip berkembang jadi macam-macam creative content production dan creative campaign, kita juga mulai masuk bisnis F&B," tegas dia.

Kerja sama

Dia mengatakan kerja sama partnership merupakan sesuatu yang dilakukan pemilik IP sebagai problem solver. Sehingga IP akan dikenali orang untuk memberikan hasil yang terbaik.
 
IP juga harus melek dengan pembacanya. Cara untuk memuaskan pembaca yang sebagian besar Gen Z dengan batas usia 18-35 tahun adalah dengan memperluas pasar seperti berkolaborasi dengan BTS dan Coldplay. Tahilalats juga sudah berkolaborasi dengan 20 brand.
 
"Yang tadinya milenial digantikan GenZ. Mereka punya level beda lagi dengan batas usia 18-35 tahun dengan porsi 82 persen. Ini juga buat kita usaha untuk gaet audience baru dengan kolaborasi dengan BTS dan Coldplay, jadi IP harus sebisa mungkin dinikmati secara general," jelas dia.

Dimulai dengan ide sederhana

Mindblowon sebagai induk dari karya komik kreatif memulai bisnis kreatif dari ide sederhana. Awalnya sang kreator yang memiliki tahi lalat yang besar menjadi inspirasi nama brand karena mudah diingat. Awalnya bisnis ini hanya sebagai proyek iseng menggambar kartun yang lambat laun berkembang seiring dengan visi dan misi pembuatnya.
 
"Nama itu dari pembuatnya yang tahi lalat-nya besar. Kita cari nama yang gampang diingat saja. Awalnya mereka buat ini karena enjoy gambar tapi kita buat visi dan misinya kita catat bareng-bareng pakai bahasa se-simple mungkin sehingga dalam dua sampai tiga tahun mimpinya terwujud," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan