Baca: Gas Alam Blok Mahakam untuk Indonesia
Direktur Pembinaan Hulu, Ditjen Migas, Kementerian ESDM, Tunggal membenarkan, Inpex masih tertarik dan berniat ikut dalam berbagi saham di blok yang berada di Kalimantan Timur tersebut. Pihak Inpex pun meminta pemerintah untuk membantu mereka memfasilitasi hubungan business to business (B to B) kepada PT Pertamina (Persero) sebagai operator saat kontrak berakhir pada 31 Desember 2017.
Baca: Total Fokus Proses Transfer Blok Mahakam
"Dia (Inpex) itu masih tertarik kalau bisa masih ikut share down itu. Itu kan masih diskusi. dan diskusinya itu sama Pertamina. Mohon dapat difasilitasi," kata Tunggal, saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Senin 24 Oktober.
Tunggal menjelaskan, ada beberapa alasan yang membuat Inpex masih menaruh hati untuk mengelola blok Mahakam kembali. Pertama, Inpex dan Indonesia saling menjaga hubungan bilateral kedua negara, karena Jepang dan Indonesia masih terikat bukan hanya hubungan bisnis saja tapi nonbisnis.
.jpg)
Blok Mahakam (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)
"Prinsipnya dia menyatakan bahwa kami masih tertarik. Bukan hanya bisnis ke bisnis tapi juga hubungan negara antara Jepang dan Indonesia. Hubungannya dari segala aspek nonbisnisnya kan masih ketergantungan," jelas dia.
Baca: Kelola Blok Mahakam Secara Mandiri, Pertamina Jaga Ketahanan Energi Nasional
Kedua, lanjut Tunggal, alasan Inpex masih ingin mengelola blok Mahakam karena perusahaan Jepang ini masih melihat keekonomian dari blok tersebut. Selain itu, Inpex juga masih memegang saham di beberapa wilayah kerja migas lainnya.
Baca: Total Jaga Natural Decline Blok Mahakam Tak Lebih dari 15%
"Inpex di mana-mana masuk. Di Masela juga. Inpex kan di mana-mana juga pegang share meskipun dia bukan operator. Ya iya dong (keekonomian). kalau bisnis mana ada yang mau rugi," ungkap dia.
Sementara itu, saat ditanyai bagaimana dengan sikap operator eksisting saat ini yakni Total, Tunggal belum bisa bicara banyak. Sebab, pihak Total masih bernegosiasi dengan Pertamina masalah business to business. "Itu Total masih bicara soal negosiasi dengan Pertamina. Karena ini bisnis ke bisnis, kita tunggu," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News