Pemerintah memprediksi waktu yang dibutuhkan investor merampungkan pre-FEED lebih dari enam bulan. Fase tersebut mencakup penentuan lokasi, kapasitas kilang, hingga rencana pengembangan yang menyangkut industri petrokimia. Setelah pre-FEED, proses berlanjut ke FEED dan penyampaian keputusan akhir final investasi (Final Investment Decision/FID) yang dijadwalkan 2019 sehingga produksi gas pertama (on stream) dapat berjalan pada 2026.
"Kita tunggu mereka (Inpex) selesaikan pre-FEED, dari situ akan terlihat bagaimana arah pengembangannya. Pre-FEED as soon as possible, mungkin bisa lebih dari enam bulan," ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar saat berbincang dengan pewarta, kemarin.
Baca: Keteguhan Pemerintah soal Kapasitas Produksi Blok Masela
Perubahan skema pengembangan kilang gas alam cair yang semula terapung menjadi berbasis darat diketahui berdampak terhadap penambahan belanja modal perusahaan dan masa pengerjaan proyek yang ditengarai molor.
Maka dari itu, Inpex telah mengajukan beberapa insentif kepada pemerintah yang memantik perdebatan alot. Salah satunya mengenai peningkatan kapasitas kilang dari 7,5 juta ton per tahun (MTPA) menjadi 9,5 MTPA ditambah produksi gas 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Adapun, skenario yang ditawarkan pemerintah ialah 7,5 MTPA ditambah produksi gas 474 MMSCFD.
Baca: Wamen ESDM dan Inpex Bertemu Bahas Blok Masela
"Inpex ingin 9,5 MTPA agar bisa diekspor. Sedangkan, kita punya skenario 7,5 MTPA untuk memajukan hilirisasi," ujar Arcandra.
Senior Communication Manager Inpex Corporation Usman Slamet enggan berkomentar lebih jauh. "Kami minta 10 tahun dihitung dari pertama kali pemerintah menyetujui untuk pengembangan di laut pada 2007 sampai 2017," ujar Usman. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News