Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan, Inpex menginginkan kapasitas hasil produksi gas di blok Masela sebesar 9,5 mtpa dalam bentuk LNG dan 150 mmscfd. Inpex menginginkan kapasitas 9,5 mtpa tersebut dapat diekspor keluar negeri.
Baca: Inpex akan Percepat Pengembangan Blok Masela
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia menginginkan kapasitas hasil produksi gas di blok Masela sebesar 7,5 mtpa dalam bentuk LNG dan 474 mmscfd. Pemerintah memang menginginkan 474 mmscfd supaya terserap di dalam negeri dalam bentuk petrokimia.
"Skenario yang kita tawarkan itu 7,5 mtpa plus 464 mmscfd dengan segitu angkanya mereka minta 9,5 mtpa LNG 150 mmscfd petrochemicalnya," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin, 16 Januari.
Baca: Pemerintah Tetap akan Naikkan Kapasitas Produksi Blok Masela
Arcandra menjelaskan, kapasitas untuk petrokimia memang dialokasikan dalam jumlah yang besar karena pemerintah ingin mengembangkan sektor hilir. Ia berharap nantinya ada pabrik yang bisa memproduksi polietilen dan polipropelin.
"Kita butuh petrokimia, karena belum ada kan hasilnya polietilen dan polipropelin? Kita cuma punya satu pabrik petrokimia. Thailand punya tujuh. Maka kita ajukan 7,5 mtpa dan 474 mmscfd," jelas dia.
Mantan Menteri ESDM ini juga menambahkan, Hal tersebut yang akan dimasukan dalam pre-feed (Front End Engineering Design). Termasuk juga penentuan lokasi, kapasitas, pengembangan, industri petrokimia seperti apa.
"Dalam pre-feed itu akan kita ditentukan nanti. Apakah kita punya pembeli di petrokimia di kapasitas 474 mmsfd, kan tidak tiba-tiba. Ini yang kita cari. Pre-feed as soon as possible (secepatnya)," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News