Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, kenaikan harga minyak dunia ini kerap sejalan dengan naiknya harga BBM. Hal ini karena indikator penentu harga BBM adalah pergerakan harga minyak dunia. Seperti diketahui, harga minyak dunia saat ini sudah diatas USD50 per barel. Hal itu akan menjadi potensi kenaikan BBM di April 2017.
"Potensi (Premium dan Solar) naik, kemungkinan Ada. Selisihnya sih ada USD10 per barel," kata Komaidi di diskusi Energi Kita, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (15/1/2017).
baca : BBM Bersubsidi Dipastikan tak Naik
Meskipun demikian, Komaidi menuturkan, harga minyak dunia yang diperkirakan akan terus mengalami kenaikan ini tidak bisa mengintervensi penuh terhadap harga kedua jenis BBM tersebut di Indonesia. Sebab, penentuan harga Premium dan Solar masih menyertakan campur tangan pemerintah.
Menurutnya, pemerintah pasti akan memikirkan rakyat agar tidak menanggung beban harga BBM atas naiknya harga minyak dunia. Pemerintah juga akan memikirkan Pertamina yang bertanggung jawab atas kenaikan harga minyak ini agar tidak memupuk kerugian yang besar.
"Kalau sifatnya khusus meski tidak subsidi, maka pemerintah akan memberi intervensi, sharing beban. Pertamina tidak dirugikan, masyarakat tidak diberi harga tinggi," jelas dia.
Sekadar informasi, Pemerintah telah memutuskan tidak menaikan harga Premium dan Solar untuk periode Januari-Maret 2017 demi menjaga kestabilan ekonomi. Harga Premium Jamali (Jawa-Madura-Bali) saat ini dibanderol Rp6.550 per liter dan harga Solar Rp5.150 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id