Darmin mengatakan, kunjungannya ke Iran nanti akan membicarakan beberapa hal terkait bidang energi salah satunya yakni rencana impor gas industri seperti yang sudah diinstruksikan Jokowi. Dia bilang, Pemerintah perlu datang ke Iran untuk melobi harga yang sesuai.
"Kita mau membicarakan impor gas. Kita mau hitung-hitungan berapa harganya. Kalai nanti main impor saja harganya mahal bagaimana?" kata Darmin di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis 16 Februari 2017.
Baca: Pemerintah Izinkan Industri Impor Gas Langsung
Pihak Iran menawarkan harga USD3-USD3,5 per MMBTU. Namun kata Darmin, itu belum termasuk biaya distribusi dari negara asal ke Tanah Air. Dirinya menginginkan agar harga bersihnya nanti bisa di bawah keinginan Jokowi yang menaruh di batas USD6 per MMBTU.
"Itu harganya memang segitu (USD3,35 per MMBTU) tapi kalau dibawa ke sini jadi berapa? Nah itu kita harus datang ke sana, mari kita hitung," tutur dia.
Selain membicarakan impor gas, kunjungan ke Iran juga akan membahas mengenai proyek Kilang Bontang milik Pertamina, impor minyak dan juga proyek kerja sama antara PLN dan industri di Iran.
Baca: Indonesia Mulai Impor Gas di 2019
Ditemui di lokasi yang sama, Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengatakan produksi minyak Iran terbilang besar, tentunya negara tersebut butuh pasar, dan Indonesia butuh suplai mintak untuk jangka panjang yang relatif murah. Dia berharap bisa dapat diskon minyak seperti diskon LPG.
"Mereka memberikan LPG diskon yang lumayan menarik, semoga crude juga nanti dapat diskon. Sekalian minta dia investasi bangun kilang," ujar Wirat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News