Deputi Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menyatakan, saat ini Filipina menjadi salah satu pangsa ekspor batu bara terbesar. Dengan penyetopan ekspor justru akan berpotensi menghilangkan pangsa pasar tersebut.
"Tapi yang perlu dikhawatirkan apabila ekspor batu bara ke Filipina akan dilarang adalah kemungkinan hilang potensi pasar, di mana ekspor kita relatif besar," kata Hendra saat dihubungi Metrotvnews.com di Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Baca: RI Ancam Setop Ekspor Batu Bara ke Filipina
Dia mengkhawatirkan Filipina akan mengalihkan impor batu bara ke negara eksportir batu bara lainnya seperti Kolombia. Selama ini, tuturnya, mekanisme ekspor batu bara ke Filipina adalah business to business (b to b).
Diakuinya, Filipina memang lebih nyaman berbisnis batu bara ke Indonesia karena jarak geografis antardua negara yang dekat, sehingga ongkos angkut dan tarif lebih murah dibandingkan impor ke negara lain.
"Bagi Filipina, suplai batu bara dari Indonesia lebih kompetitif karena faktor geografis jarak yang relatif lebih dekat sehingga ongkos angkut lebih kompetitif dibanding mereka impor dari Australia misalnya," jelas dia.
Baca: Ingin Pasokan Batu Bara Aman, Filipina Harus Jamin Keselamatan WNI
Sebelumnya Kementerian ESDM akan mengevaluasi izin ekspor batu bara ke Filipina setelah Pemerintah Filipina bisa menjamin keselamatan WNI yang disandera Abu Sayyaf.
Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan, keselamatan WNI adalah nomor satu. Sehingga harus ada jaminan keselamatan dan keamanan kepada para sandera tersebut.
"Kita bisa memahami kebijakan pemerintah, Pemerintah Filipina bisa jamin keselamatan dan keamanan, kita akan evaluasi izin ekspor," kata Sudirman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id