Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman mengatakan, selisih harga premium saat ini Rp400 liter lebih murah dibandingkan dengan harga formula yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Saat ini, premium dijual dengan harga Rp6.450 per liter. Sementara menurut formula dari pemerintah harga premium seharusnya sekitar Rp6.850 per liter.
Baca: Bagaimana Perhitungan Kenaikan Harga BBM?
"Jadi kalau melihat selisih formula dengan apa yang ditetapkan, premium itu sekitar Rp400 per liter di bawah formula," kata Arif saat konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan merdeka Timur, Jakarta, Rabu 24 Mei 2017.
Hal yang sama juga terjadi pada harga solar. Berdasarkan formula pemerintah, seharusnya solar dibanderol dengan harga sekitar Rp6.300 per liter. Namun, saat ini perseroan masih menjualnya dengan harga Rp5.150 per liter.
"Solar Rp1.150 per liter di bawah formula," ungkap Arif.
Akibatnya, lanjut Arif, pada kuartal I-2017 perseroan mencatat? laba bersih dan EBITDA lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I-2016. Perseroan harus melakukan subsidi silang untuk menutupi kerugian dari penjualan BBM ini.
"Kita paham memang dibutuhkan, saat ini kita memang selama bisa subsidi silang kita lakukan," pungkas Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News