Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, seharusnya kenaikan harga Pertamax series sebesar Rp500 per liter. Sebab berdasarkan harga rerata dua mingguan Mean of Platts Singapore (MOPS) naik sebanyak 6,2 persen hingga 6,8 perse. Belum lagi ditambah dengan penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD).
baca : Bagaimana Perhitungan Kenaikan Harga BBM?
"Kita ambil rata-rata 6,5 persen, seharusnya (kalau) naiknya 6,5 persen kenaikan harganya Rp500. Ini kita naiknya Rp 300," kata Ahmad Bambang di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/1/2017).
Lebih jauh, dia menjelaskan, bahwa Pertamina merupakan bisnis entity, yang artinya, Pertamina tak boleh merugi. Kenaikan Rp300 per liter membuat margin keuntungan Petamina mencapai 10 persen.
Di sisi lain, sebenarnya daya beli masyarakat tak mengalami kendala. Sebab pada akhir 2014 saat harga Premium naik menjadi Rp8.500 per liter, masyarakat tetap membelinya.
"Artinya apa? Terlalu murah energi membuat masyarakat juga boros," ujarnya.
Ahmad Bambang mengaku, bahwa pertimbangan harga seharusnya diperhitungkan. Sebab konsumsi masyarakat untuk Pertamax terus mengalami peningkatan.
"Sekarang lihat Pertalite naik kan, sementara Premium tidak. Kita mau lihat ada tidak switch pelanggan (Premium ke Pertalite), karena bedanya dikit," pungkas Ahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News