Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Jangan Lengah! Perempuan Harus Cakap Digital

Ade Hapsari Lestarini • 05 April 2023 19:34
Jakarta: Perkembangan dunia digital telah menyasar ke seluruh sisi kehidupan. Namun, pesatnya perkembangan tersebut tidak sepenuhnya diikuti dengan budaya digital yang baik.
 
Budaya digital atau digital culture merupakan suatu hal yang membentuk cara manusia berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat yang menggunakan teknologi internet.
 
Menurut Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin, saat ini tidak sedikit konten yang menjadikan perempuan sebagai obyek. Karena perempuan lebih banyak mensyiar berita-berita tanpa menyaring berita yang tidak akurat, sehingga tersebarlah berita hoaks.

Budaya patriarki di masyarakat

Dia mengatakan, obyektifikasi perempuan terjadi akibat budaya patriarki yang sudah tertanam di tengah masyarakat selama ini, sehingga terbawa ke dalam budaya digital.

"Perempuan menjadi korban atau obyek budaya digital, karena menjadi target pasar atau konsumen. Hal ini terjadi karena perempuan butuh untuk menjadi cantik, mudah dipengaruhi, dan faktor tidak percaya diri yang diakibatkan oleh budaya patriarki menyebabkan perempuan menjadi makhluk domestik," ungkap dia, dalam webinar Aptika Kemkominfo, Rabu, 5 April 2023.
 
Sehingga, lanjut Nurul, hal tersebut berujung pada potensi eksploitasi perempuan dalam media massa, dengan menggunakan penggambaran perempuan dalam publikasi media untuk meningkatkan perhatian pada media atau produk tertentu.
 
"Media dikonsumsi oleh jutaan orang di seluruh dunia dan informasi yang disebarkan dapat menghasilkan stereotip dan norma sosial yang membentuk standarisasi terhadap perempuan. Kaum laki-laki harus bisa menghargai perempuan sebagai entitas. Laki-laki menjadi pemicu terbentuknya standarisasi perempuan dengan membandingkan sesosok perempuan dengan perempuan lain," jelasnya.
 
Baca juga: Hadapi Era Digital, Begini Lho yang Harus Dilakukan Milenial dan Gen Z

Dampak pengaruh budaya digital ke perempuan

Terkait hal tersebut ada beberapa dampak yang bisa dialami perempuan dari pengaruh budaya digital yaitu persepsi tubuh ideal. Media telah menciptakan standar kecantikan dan fisik yang tinggi untuk dicapai oleh perempuan, sehingga banyak perempuan yang akan berjuang untuk mendapatkan itu.
 
Dalam mencapai tujuan untuk menjadi yang ideal, perempuan dapat mengalami ketidakstabilan mental, seperti gaya hidup konsumerisme, tekanan sosial, dan sebagainya. Selain kesehatan mental, kesehatan fisik juga dapat terganggu.
 
Dia mencontohkan, untuk mendapatkan tubuh sempurna, perempuan bisa saja melakukan kelainan pola makan (anoreksia, bulimia). Sementara dampak yang terjadi terhadap laki-laki akibat fenomena ini yaitu laki-laki sejak usia dini terpaksa melihat citra perempuan yang stereotip dan tidak realistis dari media yang mereka konsumsi, seperti sosial media, film, video musik, iklan, dan sebagainya.
 
"Laki-laki akhirnya menormalisasi citra perempuan yang seperti itu dan melanggengkan patriarki di tengah budaya digital," ujarnya.

Berikut empat tips yang dapat digunakan perempuan dalam dunia digital yaitu:

  1. Promosikan budaya literasi digital yang kritis.
  2. Lawan budaya patriarki dan obyektifikasi perempuan.
  3. Lawan budaya patriarki dan obyektifikasi didefinisikan dengan bentuk tubuhnya saja.
  4. Jadilah diri kamu sendiri.
Oleh karena itu, perkembangan teknologi informasi harus memberikan dampak yang positif, termasuk terhadap citra perempuan. Dunia digital harus dimanfaatkan untuk mematahkan stigma di tengah masyarakat mengenai budaya patriarki dan obyektifikasi perempuan. Sehingga masyarakat Indonesia dapat memiliki budaya digital yang lebih baik dan lebih sehat, sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan