Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, per Januari 2024, total investor aset kripto berjumlah 18,83 juta orang, meningkat 320 ribu investor dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan, total akumulasi nilai transaksi aset kripto sepanjang 2024 tercatat berjumlah Rp48,82 triliun.
Menanggapi hal tersebut, CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan angka ini akan terus bertambah melihat sedang masifnya perkembangan kripto di Indonesia.
"Total transaksi kripto 2024 kemungkinan akan lebih besar daripada 2023. Saat ini saja total transaksi kripto di Indonesia sudah 33 persen dari tahun sebelumnya," ujar Oscar dalam keterangan tertulis, Jumat, 8 Maret 2024.
Oscar melanjutkan, Bappebti juga sudah menargetkan jika total transaksi tahun ini dapat menembus Rp800 triliun seperti di 2021. "Tidak menutup kemungkinan hal ini dapat terjadi, terlebih tahun ini akan ada halving bitcoin dan altcoin seasons," ucap Oscar yakin.
Ia pun menjelaskan banyaknya potensi yang dapat digali di Indonesia. Terutama terkait dengan Indonesia yang akan mengalami lonjakan bonus demografi di 2045 mendatang. Sifat masyarakat Indonesia yang FOMO (fear of missing out) pun dapat menjadi sebuah pemicu untuk meningkatkan transaksi kripto di Indonesia.
"Penduduk Indonesia pada dasarnya berani untuk mencoba hal-hal yang baru dan takut tertinggal sebuah tren. Terlebih, menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik), sebanyak 69 persen penduduk Indonesia berada di rentang usia 15 hingga 64 tahun."
"Maka dari itu, adanya halving ini dapat menarik peningkatan minat dalam investasi kripto, sejalan dengan pola perilaku masyarakat yang dinamis dan cenderung mengikuti perkembangan teknologi," ucap Oscar.
Tak hanya adanya populasi yang memadai, Oscar juga mengatakan dukungan dari regulator juga sangat mempengaruhi perkembangan dan peningkatan aset kripto di Indonesia.
Menurut dia, saat ini regulator di Indonesia sudah sangat membuka diri bagi industri kripto sehingga menciptakan ekosistem kripto yang sehat. Bahkan OJK yang nantinya menjadi lembaga yang akan mengatur industri kripto Indonesia, akan menggandeng otoritas dari berbagai negara.
"OJK akan menggandeng negara seperti Singapura, Malaysia, dan Dubai (Uni Emirat Arab), untuk menyempurnakan kerangka kebijakan pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital, termasuk aset kripto," ucap Oscar.
Di sisi lain, pengaruh media dan artikel di internet mengenai halving bitcoin turut memainkan peran penting dalam menarik minat masyarakat terhadap aset kripto. Semakin banyak informasi yang tersedia, semakin tinggi pula kesadaran masyarakat akan peluang investasi yang ada.
"Apalagi saat ini bitcoin sudah menembus Rp1 miliar dan belum terjadi halving. Tentunya angka ini akan meningkat sejalan dengan fenomena halving bitcoin. Hal ini membuktikan jika aset kripto merupakan salah satu aset investasi yang menjanjikan dan memiliki return yang tinggi," tutur Oscar.
Baca juga: Wow! Tembus Rp1 Miliar, Investor Bitcoin Jadi 'OKB' |
Koin-koin kripto lain ikut serok cuan
Tak hanya bitcoin, lanjut Oscar, koin-koin lain seperti ethereum turut menguat dan menyebabkan terjadinya altcoin seasons. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada periode halving sebelumnya.
Menurut Oscar, hal ini menjadi kesempatan bagi para investor yang berkeinginan berinvestasi tetapi biayanya terbatas. Mereka cenderung akan beralih untuk membeli altcoin yang harganya lebih terjangkau.
"Akibatnya, terjadi peningkatan permintaan terhadap altcoin dan harga mereka ikut meningkat. Fenomena ini menambah dinamika pasar kripto, memberikan opsi diversifikasi investasi bagi para pelaku pasar," ucap Oscar.
Adanya opsi diversifikasi ini membuka kesempatan yang luas bagi para investor untuk mulai terjun di dunia kripto. Hal ini pun membuka pintu bagi mereka yang mungkin sebelumnya merasa terbatas oleh kendala biaya untuk mulai berinvestasi, sehingga dapat melahirkan para investor baru dan meningkatkan total transaksi kripto di Indonesia.
"Salah satu teknik investasi yang dapat menguntungkan para investor yaitu dengan menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA). Teknik DCA ini dapat membantu para investor untuk mendapatkan harga bitcoin yang terbaik. Indodax juga sudah menyediakan fitur investasi dengan teknik DCA yang dinamakan fitur 'Investasi Rutin'," papar Oscar.
Fitur ini diyakini dapat membantu para investor untuk membeli banyak aset ketika harga rendah dan membeli lebih sedikit ketika harga cenderung tinggi.
"Hal ini menciptakan rata-rata harga pembelian yang lebih rendah daripada membeli semua pada satu waktu tertentu. Sehingga jumlah yang diinvestasikan totalnya sama secara rutin, baik bulanan maupun mingguan. Jadi, potensi profit dan keuntungannya lebih maksimal," tutup Oscar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News