Ilustrasi infrastruktur digital. Foto: Medcom.id.
Ilustrasi infrastruktur digital. Foto: Medcom.id.

Infrastruktur Super Konektivitas Percepat Ekonomi Digital

Arif Wicaksono • 16 Agustus 2025 09:34
Jakarta: Pengembangan infrastruktur super konektivitas kini menjadi faktor kunci bagi Indonesia untuk mempercepat transformasi menuju ekonomi digital yang tangguh dan berdaya saing global.
 
Baca juga: Cara Mitratel Perkuat Fondasi Ekonomi Digital

Di tengah momentum adopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang terus menguat, jaringan komunikasi optik dan kabel bawah laut tidak hanya berperan sebagai penopang sistem, tetapi menjadi “urat nadi” ekonomi baru berbasis data dan komputasi.
 
Seperti halnya jaringan kereta cepat yang menghubungkan kota-kota dan memacu pertumbuhan industri di sekitarnya, infrastruktur komunikasi menjadi fondasi strategis yang memungkinkan AI berkembang secara optimal.
 
Tanpa jaringan transmisi berkapasitas besar, pusat komputasi dan klaster AI tidak akan mampu beroperasi secara efisien maupun real-time menjadi dua syarat utama ekonomi digital modern.

Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia menghadapi tantangan geografis yang tidak kecil dalam membangun konektivitas digital. Saat ini masih terdapat ruang yang sangat besar untuk mengakselerasi pengembangan jaringan komunikasi.
 
Kecepatan unduh rata-rata jaringan 5G di Indonesia, misalnya, masih tertinggal dibandingkan negara tetangga.
 
Olehk arena itu, pembangunan jaringan komunikasi optik, termasuk kabel bawah laut dan transmisi optik, menjadi fondasi utama dalam mendorong pusat AI dan data center agar mampu menskalakan kapasitas komputasinya. Tanpa peningkatan konektivitas ini, peluang ekonomi digital hanya akan menjadi potensi belaka.
 
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Angga Raka Prabowo menyambut baik keterlibatan mitra strategis dari Tiongkok yang kini membawa teknologi super-konektivitas dan investasi untuk mendukung pengembangan AI di Indonesia. 
 
Pada konferensi dengan tema New Energy, New Technology and AI Conference itu, kedua negara menyepakati inisiatif “2045 AI Dual Rings”, yang dirancang sejalan dengan arah pembangunan ekonomi Indonesia berbasis dua mesin penggerak: transformasi digital dan industrialisasi.
 
Skema ini membentuk dua “cincin” konektivitas Left Ring yang menghubungkan Jakarta, Batam, Medan hingga Ibu Kota Nusantara, dan Right Ring yang berpusat di Manado dengan jalur ke Balikpapan dan Samarinda. Dengan struktur redundansi dan kapasitas yang jauh lebih besar, dual rings akan memperkuat proyek Palapa Ring sekaligus mendorong efisiensi biaya dan kestabilan jaringan nasional.
 
Lebih dari sekadar memperkuat jaringan domestik, inisiatif tersebut akan memperluas kapasitas transmisi hingga 100 kali lipat, membuka jalur internasional baru, dan memperkuat keterhubungan antar Internet Exchange serta data center.
 
Dengan demikian, Indonesia akan mempunyai “rel utama” untuk menjalankan ekonomi berbasis AI yang memerlukan interaksi dalam hitungan mikrodetik seperti kendaraan otonom, industrial IoT, dan layanan digital real-time.
 
Perwakilan Tiongkok, Bei Qi, menekankan bahwa strategi tersebut sejalan dengan pola pembangunan ekosistem AI global: membangun “jalur arteri” untuk mempercepat aliran data, pengetahuan, dan investasi. Hal ini mirip dengan proyek kereta cepat di Tiongkok yang mengubah pola distribusi industri dengan kecepatan dan efisiensi.
 
Teknologi kabel bawah laut dan solusi super-konektivitas Tiongkok diyakini menjadi jawaban bagi tantangan pulau dan laut dalam Indonesia. Solusi yang ditawarkan diklaim sudah kompatibel dengan era AI lebih siap menghadapi kondisi geografis kompleks dan mampu menurunkan biaya pemeliharaan hingga 30%.
 
Konferensi tersebut juga menghasilkan sejumlah komitmen konkret, termasuk pembentukan dana investasi khusus kabel bawah laut, aliansi industri profesional, dan perusahaan patungan konstruksi yang melibatkan pengalaman Tiongkok serta kemampuan lokal Indonesia.
Pada akhirnya, pembangunan infrastruktur komunikasi bukan lagi sekadar proyek teknologi, tetapi langkah strategis untuk membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di masa depan.
 
“Mari kita bergandengan tangan dan membangun fondasi super-konektivitas agar Indonesia mampu meraih keunggulan dalam kompetisi ekonomi global di era AI,” pungkasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan