Asal tahu saja, pada 2023 nilai ekonomi digital Indonesia mencapai sebesar USD82 miliar, menguasai 40 persen pangsa pasar ekonomi digital Asia Tenggara. Adapun nilai ekonomi digital tersebut didominasi sektor e-commerce, diikuti transportasi berbasis aplikasi, media online, fintech, dan online travel.
"Maka dari itu, pemerintah menjadikan perdagangan aset kripto sebagai salah satu strategi kunci untuk mempercepat, menciptakan, dan mendorong upaya pengembangan ekonomi digital Indonesia pada 2030," kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 3 Mei 2024.
Seperti diketahui, aset kripto didasari pada teknologi blockchain. Keberadaan teknologi blockchain mengubah infrastruktur industri secara global, terutama di tengah ketidakstabilan ekonomi yang sedang berlangsung. Ujung-ujungnya, teknologi ini mempermudah kegiatan manusia.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, teknologi blockchain memiliki potensi untuk mengubah paradigma dalam berbagai industri dengan memungkinkan transparansi, keamanan, dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dengan mengadopsi teknologi blockchain, jelas dia, industri akan menjadi lebih terintegrasi sehingga memungkinkan manusia melakukan tugasnya dengan lebih mudah, cepat, dan transparan.
"Teknologi ini juga memiliki keunggulan dalam desentralisasi, sehingga lebih tahan terhadap serangan siber. Misalnya, jika satu server blockchain terkena serangan, sistem dapat beralih ke server lainnya," papar Oscar.
Baca juga: Tumbuh Pesat, Pengembangan Teknologi Blockchain di Indonesia Diprediksi Berlanjut |
Pemanfaatan blockchain pada bitcoin dan ethereum
Salah satu contoh produk yang memanfaatkan teknologi blockchain adalah bitcoin dan ethereum. Bitcoin merupakan mata uang kripto yang paling sederhana.
Oscar bilang, bitcoin juga sering disebut sebagai emas digital karena harganya ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Oleh karena itu, bitcoin dianggap sebagai safe haven asset di tengah ketidakstabilan ekonomi global saat ini.
Sementara ethereum, awalnya tidak diciptakan sebagai mata uang, namun sebagai sistem operasi untuk aplikasi terdesentralisasi.
"Sebagai contoh, jika platform media sosial digerakkan dengan teknologi blockchain, platform media sosial bisa memberikan hak kepemilikan langsung kepada pengguna atas konten yang mereka hasilkan," jelas Oscar.
Bitcoin dan ethereum kini juga sudah diakui sebagai komoditas global dengan diluncurkannya ETF Bitcoin dan Ethereum Spot di Amerika Serikat (AS) dan Hong Kong.
"Peluncuran dan pembentukan ETF memerlukan proses yang rumit serta persetujuan yang ketat dari otoritas yang berwenang. Sebelum suatu negara meluncurkan ETF, mereka harus yakin bahwa aset tersebut aman dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat," terang Oscar.
Kehadiran ETF Bitcoin dan Ethereum Spot di AS dan Hong Kong, kata Oscar, menunjukkan aset kripto sudah dianggap sebagai investasi yang aman dan terpercaya.
"Kami berharap negara-negara lain akan segera mengikuti jejak ini dengan meluncurkan ETF-ETF baru untuk memperluas aksesibilitas kepada aset kripto bagi masyarakat global," tutur Oscar.
Kripto bakal jadi aset berharga masa depan
Sejalan dengan Oscar, Rektor Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kesatuan Bambang Pamungkas menyatakan perkembangan teknologi blockchain dan aset kripto telah membawa inovasi disruptif di industri.
Tidak hanya itu, sebut dia, teknologi blockchain dan aset kripto juga diakui memiliki potensi besar sebagai aset berharga di masa depan.
"Meskipun terdapat banyak aspek positif dari teknologi blockchain dan aset kripto, tetap penting untuk menjaga kewaspadaan. Dalam berinvestasi di bidang ini, diperlukan pemahaman yang mendalam dan strategi yang matang," ujar Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News